7 Fakta Sejauh Ini soal Pembunuhan Berantai Slamet Dukun Banjarnegara

Round-Up

7 Fakta Sejauh Ini soal Pembunuhan Berantai Slamet Dukun Banjarnegara

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 06 Apr 2023 02:45 WIB
Petugas SAR gabungan membawa peti berisi jenazah korban pembunuhan berkedok penggandaan uang, untuk di makamkan di TPU Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jateng, Selasa (4/4/2023). Sembilan jenazah korban pembunuhan tersebut dimakamkan di TPU Desa Balun usai dilakukan proses identifiikasi di RSUP Margono Purwokerto dan satu korban telah diserahkan ke pihak keluarga. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/nym.
Petugas SAR gabungan membawa peti berisi jenazah korban pembunuhan berkedok penggandaan uang, untuk di makamkan di TPU Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jateng, Selasa (4/4/2023). (Foto: Antara Foto/Idhad Zakaria)
Solo -

Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara diduga menghabisi nyawa 12 korban. Para korban menagih janji penggandaan uang yang ditawarkan Slamet, diajak ritual dan diberi minuman bercampur racun.

Sebelum diracun, para korban itu digiring ke perbukitan lahan milik Slamet. Usai diracun, Slamet seorang diri mengubur korban-korbannya.

Berikut 7 fakta sejauh ini soal kasus pembunuhan berantai dukun pengganda uang Banjarnegara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Janji Gandakan Uang Jadi Miliaran

Kepada para korban, Slamet mengaku bisa menggandakan uang, bahkan ada yang dijanjikan Rp 50 juta jadi Rp 6 miliar. Namun begitu ditagih korban, pelaku justru gelap mata.

"Mereka dijanjikan, ada yang dijanjikan digandakan Rp 50 juta jadi Rp 6 M. Dia itu tipu-tipu. Begitu ditagih gelap mata. Ditagih terus kepepet diajak ke rumahnya dikasih minuman dengan janji setelah kalau kuat uang akan digandakan. Padahal begitu diminum, lemas, dikubur," jelas Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023).

ADVERTISEMENT

2. Diracun Berkedok Ritual

Polisi mengungkap saat ditagih duit oleh korbannya, tersangka justru mengundang korban untuk datang ke rumah. Tersangka berdalih untuk melakukan ritual penguatan.

Slamet dukun Banjarnegara itu pun mengaku ritual berlangsung sekitar satu jam.

"Setelah ritual, sekitar setengah 8 malam, saya suruh minum yang dicampur dengan potasium dan obat penenang," ujar Slamet di tempat eksekusi sekaligus kuburan massal korbannya, Selasa (4/4).

Tampang Mbah Slamet saat dikeler di lokasi pembunuhan dengan 12 korban di lahan perbukitan Desa Balun, Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).Tampang Mbah Slamet saat dikeler di lokasi pembunuhan dengan 12 korban di lahan perbukitan Desa Balun, Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng

3. Efek Racun Racikan Slamet

Menurut Slamet, efek racun itu terbilang cepat. Tak butuh waktu lama, korban langsung lemas dan tak bisa berteriak minta tolong.

"Setelah diminum, orangnya tidak sempat bilang seperti itu (teriak meminta tolong). Tidak bisa bilang apa-apa, muntah sedikit. Lima menit kemudian tidak terasa apa-apa. Nggak sampai bilang apa-apa," ucap Slamet.

"Pada saat meninggal dunia nadinya sudah betul-betul mati, baru dikubur," sambungnya.

4. 12 Korban Diketahui Mati Lemas

Polisi menyebut 12 korban Slamet mati lemas. Tak ada tanda kekerasan pada jenazah korban.

"Hasil pengungkapan medis mereka mati lemas," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023).

Dari hasil identifikasi sementara, polisi menemukan korban berasal dari Sukabumi, Gunungkidul, Tasikmalaya, Jakarta, Palembang hingga Jogja. Masing-masing korban ada yang dikubur sendirian maupun bersamaan dengan jenazah istrinya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

5. Polisi Buka Posko Pengaduan Orang Hilang

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi menyatakan pihaknya membuka posko pengaduan orang hilang. Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melapor ke Polres Banjarnegara atau ke Polda Jawa Tengah.

"Kita buat posko pengaduan masyarakat untuk data antem mortem bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga. Dirkrimum juga membuka posko, di Banjarnegara juga ada posko karena tim DVI di sana," ucap Luthfi di Mapolda Jateng, Semarang.

6. Slamet Dikeler ke Pekalongan

Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang di Banjarnegara dikeler polisi ke Pekalongan. Polisi menyebut hal itu untuk pendalaman kasus pembunuhan berencana Slamet.

"Tersangka saat ini kita bawa ke daerah Pekalongan. Ini kaitanya dengan kasus pembunuhan berencana. Bukan kaitannya dengan upal (uang palsu)," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat jumpa pers di posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara, Rabu (5/4/2023).

7. Slamet Residivis, Polisi Amankan Upal

Terungkap Slamet juga sempat terjerat kasus uang palsu alias upal.

"Dari jejak digital, pelaku itu merupakan residivis pemalsuan uang. Dia pernah ditangkap terkait masalah upal pada tahun 2019. Sebelumnya itu juga pernah jadi residivis terkait upal," kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat jumpa pers di posko pengaduan orang hilang Polres Banjarnegara, Rabu (5/4/2023).

Polres Banjarnegara juga mengamankan barang bukti berupa uang palsu dari Mbah Slamet. Uang tersebut merupakan uang pecahan 100 ribu. Jika diamati terdapat tulisan uang mainan pada lembaran dominan warna merah itu.

"Kami mengamankan barang bukti berupa uang palsu dari tersangka Mbah Slamet," kata dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads