Siswa kelas VI SDN di Klaten W (11) warga Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Klaten, menjadi korban penipuan. Pelaku mengajak korban berputar-putar dibonceng sepeda motor sebelum membawa kabur ponselnya.
"Diboncengkan lalu dibuang di jalan. Dibawa sampai Dusun Manggis, Desa Mranggen (Kecamatan Jatinom)," kata ayah korban Nugroho (54) kepada detikJateng, dalam bahasa Jawa campuran, Rabu (1/2/2023).
Diceritakan Nugroho, peristiwa itu terjadi pada Minggu (30/1) sekitar pukul 10.00 WIB. Kala itu dia dan istri sedang menghadiri hajatan, sedangkan anaknya di rumah bertiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di rumah cuma anak tiga, pelaku mengetuk pintu, anak saya W keluar. Pelaku pura-pura beli batu bata, bawa batu bata pakai bagor (karung plastik) katanya mau beli untuk bangunan," terang Nugroho yang perajin batu bata ini.
Setelah itu, anaknya diboncengkan dengan sepeda motor tetapi ponselnya diminta. Setelah itu ditolong warga yang kemudian menelepon Polsek setempat.
"Diturunkan di tengah jalan, di bangunan belum jadi. Yang diminta HP-nya, pulangnya dijemput polisi," sebut Nugroho.
Nugroho mengaku kaget setelah setelah diberitahu kades. Apalagi ada rekaman video saat anaknya ditolong warga.
"Saya dibel (ditelepon) Bu kades, pulang njagong saya nangis lihat videonya. Kami sudah lapor ke Polsek Jatinom," ucap Nugroho.
Sementara itu, W saat ditanya mengaku pelaku datang ke rumah sendiri naik sepeda motor. Dia dibonceng dan sampai di lokasi ponselnya dipinjam.
"HP dipinjam dan saya diminta ambil air di jalan. Saya turun lalu ditinggal," jelas W kepada detikJateng di rumahnya.
Setelah pelaku kabur, kata W, dia meminta tolong warga yang lewat. W pun ditolong orang jualan sepeda motor bekas yang naik mobil.
"Saya ditolong orang jualan sepeda motor bekas. Lalu ditelpon Pak Polisi dan diantar pulang, saya tidak diapa-apakan cuma HP dibawa," sambung W.
Terpisah, Kapolsek Jatinom AKP Nahrowi menyatakan keluarga sudah melaporkan kejadian tersebut. Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan Sat Reskrim.
"Korban lapor diantar orang tuanya dan ini dalam penyelidikan Sat Reskrim. Ini murni penggelapan, bukan penculikan," kata Nahrowi kepada detikJateng.
(ams/sip)