Cerita TKW Tergiur Bujuk Rayu Tipu-tipu Investasi Wowon Serial Killer

Regional

Cerita TKW Tergiur Bujuk Rayu Tipu-tipu Investasi Wowon Serial Killer

Tim detikJabar - detikJateng
Rabu, 25 Jan 2023 10:56 WIB
pelaku serial killer
Pelaku serial killer Wowon cs (Foto: 20Detik)
Solo -

Pekerja migran korban investasi tipu-tipu serial killer Wowon cs masih bermunculan. Salah satunya kisah tenaga kerja wanita (TKW) asal Bekasi berusia 30 tahun ini.

Dilansir detikJabar, Rabu (25/1/2023), korban mengaku masih dimintai keterangan penyidik Polda Metro Jaya (PMJ). Wanita ini mengaku mengenal Wowon alias Aki dari seorang korban lain yang bernama Siti Fatimah.

"Awal saya kenal dengan Wowon dari Siti Fatimah (korban meninggal asal Garut) sekitar tahun 2018. Saya ketemu atau kenal di salah satu Bank (di Arab Saudi) walau kita satu syarikat tapi kita nggak pernah ketemu di kantor. Saat itu saya sedang mentransfer uang ke keluarga," kata korban mengawali cerita pertemuannya dengan Siti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Siti yang dikenal dengan nama Anis menawarkan korban sebuah investasi. Obrolan itu berlanjut dengan permintaan nomor telepon korban.

"Di situ dia menanyakan nomer HP, katanya mau ikut investasi atau nggak. Saya nanya investasi seperti apa, berbentuk apa, kata dia minta nomer HP nanti kalau sudah di majikan saya telepon kata dia seperti itu. Malamnya pulang dari bank, saya sudah istirahat kerja kemudian almarhum Siti Fatimah ini menelpon saya," ujar korban.

ADVERTISEMENT

Korban mengaku malam itu juga langsung ditelepon Siti. Obrolan lewat jaringan telepon nondata seluler itu kemudian berlanjut bertiga. Siti memperkenalkan seorang pria di telepon itu sebagai Aki, yang belakangan diketahui adalah Wowon.

"Dia (Siti) bilang ini ada yang mau saya kenalkan, langsung tersambung sama si Aki (Wowon). Kita ngobrol bertiga di telepon biasa, kamu ikut investasi nggak. Saya tanya bentuk investasinya seperti apa, katanya kamu menanam modal, nah di situ waktu itu diminta menanamkan modal Rp38 juta," ucap korban.

"Sementara saat itu saya tidak memegang uang, tidak punya uang karena waktu itu saya baru transfer uang kan ke pihak keluarga saya. Saya jawab tidak punya uang sebanyak itu dari mana saya uang sebanyak itu saat itu katanya bisa dengan cara dicicil. Saya minta penjelasan uang saya nanti seperti apa, kata mereka bunga bisa buat beli sawah dan rumah, apa yang diinginkan bisa terwujud," sambung korban.

Aneka bujuk rayu dilancarkan Wowon untuk memperdaya korban. Dari jumlah puluhan juta, berangsur menjadi Rp 8 juta yang disebut sebagai uang muka. Namun, korban kala itu bersikukuh menolak dengan alasan gajinya tak sebesar itu.

"Di situ dia meminta uang muka Rp 8 juta, sementara gaji sayapun tidak sebanyak itu dan saya juga baru transfer uang ke keluarga saya bilang tidak mungkin transfer sekarang. Saat itu tidak memberikan uang, dua minggu kemudian telepon bertiga lagi kata si Aki kalau kamu mau transfer kasih saja Neng Siti (nomor rekening) kata si Aki ini, bulannya sekitar bulan bulan 4 bulan 5 tahunnya 2018," tutur korban.

Dia mengenang Wowon memanggil Siti dengan panggilan Anis. Obrolan itu berlanjut dengan meminta Siti menyerahkan nomor rekening Dede (tersangka Dede Solehudin).

"Wowon manggil Siti ini Anis bukan Siti, kata dia Nyi Anis kirim kasih aja nomer rekening Dede saya bilang Dede ini siapa, Anis menjelaskan Dede ini suaminya Yeni alias Yeyen, yang juga seorang TKW di Abu Dhabi. Saat itu saya tidak menaruh curiga, karena istrinya (Dede) adalah TKW dan teh Siti ini sudah 2 tahun bergabung dengan mereka," lirih korban.

Selengkapnya di halaman berikut.

Singkat cerita, korban akhirnya menyetujui untuk ikut investasi tersebut. Korban pun berjanji akan mengirimkan uang itu ketika sudah menerima gaji sebagai TKW.

"Kata mereka ya udah kalau sudah ditransfer kabari kata si Dede ini melalui telepon. Setelah saya gajian saya transfer, transfer awal Rp 4,5 juta di tahun 2018, soal uang saya transfer dari tahun 2018 sampai 2021 total yang ada bukti transfer sekitar Rp 75 juta kalau dihitung keseluruhan mungkin bisa lebih karena diminta nggak segitu kadang-kadang sampai Rp5-Rp7 juta diminta," jelas korban.

Korban pun mengaku hampir selama tiga tahun mengirimkan uang kepada Wowon. Kala itu korban mengaku terus menerus mendapat bujuk rayu Wowon alias Aki.

"Saya di situ belum meragukan, si Aki juga coba terus meyakinkan saya, jenis atau hasil investasi katanya bisa beli tanah sawah dan rumah serta kendaraan sepulang ke Indonesia nantinya," kata korban.

Korban akhirnya berhenti mengirimkan uang ke Wowon cs pada tahun 2022 lalu. Hal itu usai mendapat kabar Siti meninggal dunia karena tenggelam.

Ia sendiri mendapat kabar itu dari keluarga Siti. Namun kematian Siti masih ditutup-tutupi baik oleh Wowon maupun Dede.

"Tahun 2022 tidak pernah transfer semenjak almarhum Siti dinyatakan meninggal dunia kabarnya karena tenggelam. Saya sendiri selama ini transfer sejumlah uang melalui rekening atas nama M Dede Solehudin. Saya sebelumnya memang berusaha mencari informasi keberadaan Siti , saya telepon si Aki lalu saya tanyakan ke Dede katanya ada, saya minta disambungkan itu tidak ada kejelasan dan keterangan selanjutnya. Di situ saya mulai ragu," ungkap korban.

Dia mengaku sebelum mendengar kabar Siti meninggal karena tenggelam, sudah mendapat informasi wanita itu pulang ke Cianjur. Jalinan komunikasi pun tidak terbatas hanya dengan Siti, tapi juga dengan keluarga Siti.

"Saya tahu saya tanyakan Siti itu pulangnya ke Cianjur, Dede yang jemput, saya tanyakan sekarang di mana keberadaan Siti yang saat komunikasi dengan mereka (Wowon Cs) saya nyebutnya Anis. Saya sudah tahu dari pihak keluarga Almarhum (soal kematian Siti). Namun Wowon dan Dede bilang Anis itu dalam keadaan baik-baik saja, dia sudah meraih kesuksesannya," pungkas korban.



Hide Ads