Seorang guru ngaji di Kabupaten Batang, ditangkap polisi atas dugaan pencabulan terhadap sejumlah santrinya. Jumlah korban yang melapor ke polisi dan jumlahnya hingga hari ini bertambah menjadi delapan orang.
"Jumlah korban yang melapor hingga siang ini melapor ada delapan. Kita masih membuka, dimungkinkan korban terus bertambah. Kita buka posko di P2TP2A Batang juga," kata Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Yorisa Prabowo, pada detikJateng, Jumat (6/1/2023).
Polisi berharap para korban bersedia melapor. Yorisa mengatakan para korban diperiksa secara tertutup dan didampingi psikolog terkait kasus tersebut. Pendampingan juga dilakukan hingga kondisi psikis korban membaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, seorang guru ngaji di Batang, yakni M (28), telah diamankan polisi pada Kamis (5/1) sore.
Terungkapnya kasus ini, berawal dari keluhan salah satu korban yang mengeluh sakit dan bercerita kepada orangtua tentang apa yang dia alami. Hingga akhirnya orang tua korban mengadu ke polisi dan disusul para korban lainnya yang terungkap.
Menurut pengakuan para orang tua korban, anaknya dicabuli dengan modus pelaku mengiming-imingi jajan kepada korban.
Jumlah Korban Diduga hingga Belasan Orang
Para korban juga didampingi oleh Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Trinusa, para orang tua korban itu melaporkan ke Polres Batang.
"Ketahuannya sekitar dua atau tiga hari lalu saat ada seorang anak yang mengaku pada orang tuanya jadi korban pelecehan seksual, sodomi oleh guru ngajinya," kata Edi Santoso dari LSM Trinusa saat ditemui di RSUD Batang, Kamis (5/1/2023).
Menurut penelusuran Edi, perbuatan itu terjadi sejak tiga tahun terakhir. Korbannya rata-rata bocah lelaki yang masih SD.
"Sebagian korban yang sudah kita himpun ada 15 anak, itu pun masih ada sebagian yang belum melapor ke kita. Perkiraan korban ada 30-an anak, untuk yang lapor resmi baru 4," kata Edi.
(sip/aku)