Mahasiswa Ngaku Dibegal di Bantul Ternyata Bohong gegara Judi Online

Mahasiswa Ngaku Dibegal di Bantul Ternyata Bohong gegara Judi Online

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 19 Des 2022 17:49 WIB
Petugas Polres Bantul memeriksa UM, mahasiswa asal Medan yang mengaku menjadi korban begal, Sabtu malam (17/12/2022).
Petugas Polres Bantul memeriksa UM, mahasiswa asal Medan yang mengaku menjadi korban begal, Sabtu malam (17/12/2022). Foto: dok. Polres Bantul
Bantul -

Polisi mengungkap jenis taruhan yang membuat mahasiswa asal Medan inisial UM (19) membuat laporan palsu menjadi korban pembegalan padahal menggadaikan laptopnya sendiri. Ternyata UM terjerat judi online.

"Jadi yang bersangkutan ikut judi online, itu alasannya membuat laporan palsu agar dapat empati dan uang pengganti (dari orang tuanya)," kata Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry saat dihubungi detikJateng, Senin (19/12/2022).

Namun, Jeffry menyebut polisi lebih menyoroti masalah UM membuat laporan palsu. Mengingat kekalahan UM dalam judi online itu hanya alasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami lebih ke laporan palsunya," jelasnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, UM kini harus berurusan dengan hukum. Polisi tetap melakukan proses hukum terhadap UM.

ADVERTISEMENT

"UM tetap kami proses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pelaku UM bisa saja dijerat dengan Pasal 14 ayat (1), atau Pasal 14 ayat (2) UU RI No 1 Tahun 1946 tentang menyiarkan berita bohong," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa asal Kota Medan, Sumatra Utara, inisial UM (19) mengaku menjadi korban pembegalan dan perampasan motor, laptop, hingga gawai di Kapanewon Kasihan, Bantul. Setelah penyelidikan, ternyata UM berbohong karena takut ketahuan orang tuanya karena menggadaikan laptop untuk membayar utang taruhan.

Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan kejadian bermula saat petugas piket SPK Polsek Kasihan mendapatkan telepon dari warga terkait adanya perampasan atau pembegalan di Pedukuhan Kersan, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Bantul, Sabtu (17/12) sekitar pukul 21.00 WIB. Mendapati hal tersebut, polisi langsung mendatangi lokasi UM untuk melakukan tindak lanjut.

"Saat didatangi, korban mengaku dibegal dan kerugiannya satu motor, satu HP, satu dompet dan dua laptop raib," katanya kepada wartawan di Bantul, Minggu (18/12).

Namun, dari hasil penyelidikan polisi menemukan kejanggalan. Polisi meminta keterangan UM secara intensif dan akhirnya UM mengakui jika laporannya palsu.

"Selanjutnya dilakukan olah TKP, termasuk mencari rekaman CCTV di sekitar TKP. Hasilnya ternyata diduga ada kejanggalan pada laporan kejadian pembegalan itu," ucapnya.

"Setelah itu dilakukan interogasi secara intensif, akhirnya korban mengakui bahwa kejadian pembegalan atau perampasan barang-barang tersebut sebenarnya tidak ada," lanjut Jeffry.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dari pengakuan, ternyata UM dengan sengaja menyembunyikan satu unit motor, satu unit smartphone dan dompet miliknya. Sedangkan dua unit laptop sudah UM gadaikan di Kota Jogja.

"(Digadaikan) Pada tanggal 12-14 Desember di salah satu tempat gadai yang ada di Jalan Bantul, Mantrijeron, Kota Jogja," ujarnya.

Akibat hal tersebut, UM dibawa ke Polsek Kasihan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Dari pengakuan, UM nekat melakukan hal tersebut karena membutuhkan uang untuk membayar utang taruhannya.

"Alasannya melakukan hal tersebut karena untuk mencari uang yang digunakan untuk membayar utang saat kalah taruhan. Nah, perbuatannya itu takut diketahui oleh orang tuanya," ujarnya.

Saat ini, kata Jeffry, UM masih menjalani pemeriksaan. Selain itu, polisi telah menghubungi orang tua UM.

Sementara itu, UM mengaku menyesal telah membuat laporan palsu terkait pembegalan di Kapanewon Kasihan. UM juga mengakui perbuatannya semata-mata dilakukan agar tidak ketahuan orang tuanya.

"Saya mengaku bersalah dan memohon maaf kepada semua pihak kepolisian, terutama Polsek Kasihan karena saya telah membuat laporan palsu. Di mana saya berpura-pura menjadi korban pembegalan yang terjadi di daerah Kasihan," ucapnya.

"Saya melakukan hal tersebut bertujuan untuk mengelabui kedua orang tua saya, karena saya menggadaikan laptop saya untuk melunasi hutang yang saya miliki," imbuh UM.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)


Hide Ads