Irjen Teddy Minahasa menjadi tersangka kasus narkoba. Menengok ke belakang, karier Teddy mulai moncer saat ditugaskan menjadi ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2014.
Dilansir detikX, Teddy kemudian ditunjuk sebagai Staf Ahli Wapres pada 2017. Dari sana, jenjang kariernya tampak menanjak. Ia dilantik sebagai Karo Paminal Divpropam Polri.
Pada 2018, Teddy ditetapkan sebagai Kapolda Banten. Namun jabatan itu hanya ia nikmati kurang lebih tiga bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sertijab yang diadakan pada 27 November 2018, Gubernur Banten saat itu, Wahidin Halim, mengaku terkejut dengan digantinya Teddy secara mendadak.
Padahal, menurutnya, ia telah berkoordinasi dengannya terkait berbagai persoalan, termasuk sulitnya mengendalikan jaringan narkoba di Provinsi Banten.
Pada periode itu pula, Teddy memperoleh sejumlah penghargaan. Ketika menjadi Staf Ahli Wapres pada 2017, ia mendapatkan penghargaan Seroja Wibawa Nugraha sebagai lulusan terbaik Program Pendidikan Singkat Angkatan XXI-TA 2017 Lemhannas RI.
Ia juga menerima tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya. Tanda kehormatan itu diberikan Presiden Jokowi dalam peringatan ke-72 Hari Bhayangkara pada 2018.
Selepas jabatan singkatnya di Banten, Teddy dimutasi menjadi Wakapolda Lampung dan kembali dimutasi ke Mabes Polri sebagai Staf Ahli Manajemen Kapolri pada 2019. Pada 2021, ia akhirnya kembali menjadi kapolda dan ditugaskan di Sumatera Barat.
Selanjutnya pada Mei 2022, Polda Sumbar yang dipimpin Teddy Minahasa mengklaim berhasil mengungkap peredaran sabu di Kota Bukittinggi seberat 41,4 kg. Sabu itu disita dari delapan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Jaringan tersebut diduga memasok sabu dari luar negeri.
"Pengungkapan penyalahgunaan narkoba jenis sabu sebesar 41,4 kilogram ini adalah capaian terbesar dalam sejarah sejak berdirinya Polres Bukittinggi maupun Polda Sumatera Barat," ujar Teddy kala itu di Polres Bukittinggi, seperti dilansir detikSumut, Sabtu (21/5/2022).
Saat di Sumbar itu, Teddy juga memperoleh gelar kehormatan adat dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau. Gelar adat yang disematkan kepada Teddy Minahasa kala itu adalah Tuanku Bandaro Alam Sati. Sementara itu, istri Teddy, Merthy Kushandayani, diberi gelar Puti Sidabayu.
Bisnis Hotel dan Taman Wisata
Berdasarkan lembar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diterbitkan pada Desember 2021, total aset Teddy sebesar Rp 29,97 miliar. Sekitar 85 persen kekayaannya bersumber dari aset tanah dan bangunan.
Aset itu jumlahnya mencapai 53 bidang tanah beserta bangunan senilai Rp 25,81 miliar. Tanah dan bangunan tersebut tersebar di Sumatera dan Jawa, yang didominasi berada di Pasuruan, Jawa Timur.
Sebanyak 43 tanah dan bangunan di Pasuruan, Jawa Timur; 1 tanah di Pandeglang, Banten; 5 tanah dan bangunan di Malang, Jawa Timur; dan 4 tanah dan bangunan di Pesawaran, Sumatera Barat. Aset tanah bangunan termahalnya mencapai Rp 4,23 miliar, yang berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Tajir Melintir Eks Ajudan |
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Sejumlah kendaraan yang dimilikinya berupa:
- mobil Jeep Wrangler tahun 2016 senilai Rp 750 juta
- Toyota FJ 55 tahun 1970 senilai Rp 75 juta
- Toyota Land Cruiser HDJ 80R tahun 1996 senilai Rp 600 juta
- Motor Harley-Davidson Solo tahun 2014 senilai Rp 650 juta.
Lebih lanjut, Teddy Minahasa juga memiliki aset lainnya, seperti harta bergerak lainnya senilai Rp 500 juta, surat berharga Rp 62,5 juta, serta kas dan setara kas Rp 1,52 miliar.
Banyaknya kolega bisnis di Pasuruan serta Malang dinilai membuat Teddy leluasa membangun kekayaannya. Menurut salah satu rekannya kepada reporter detikX, Teddy awalnya menawarkan diri untuk ikut dalam bisnis distribusi pasokan elpiji 3 kilogram.
"Saya ini kan pemasok gas, dia dulu nawarin ikut, katanya ya siapa tahu untuk bekal pensiun," kata rekannya tersebut.
Selain itu, Teddy merupakan pemilik salah satu hotel terbesar di Pasuruan yakni Hotel Horison Pasuruan. Hotel itu adalah usaha patungan Teddy dengan Harry Parsetyo, pemilik PT Tirta Kencana Asri.
Sebelumnya, Metropolitan Golden Management (MGM) selaku operator dan manajemen Horison Hotel Group bekerja sama dengan PT Tirta Kencana Asri selaku investor untuk membuka hotel bintang tiga tersebut.
"Iya, benar, itu hotel patungan Pak Teddy dan Pak Harry. Namun saat ini sudah dilelang," ujar salah satu kerabat Harry kepada reporter detikX.
Tidak berhenti di sana, Teddy juga membangun sebuah objek wisata bernama Taman Ria Suropati. Tempat wisata tersebut terdiri atas kolam renang, kebun binatang mini, dan aneka wahana.
"Iya kepemilikannya atas nama beliau. Saya ini kalau diminta bantu apa, bangun apa, ya saya kerjakan di sana," ujar rekan bisnis Teddy kepada reporter detikX.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)