Ibu pembuang bayi dipertemukan lagi dengan bayi perempuan yang dibuangnya dalam kardus di depan rumah warga Jalan Taman Wologito, Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat, Kamis (13/10) lalu. Pertemuan itu berlangsung haru. Sejumlah orang yang hadir pun menangis.
Untuk diketahui, saat ditemukan warga, bayi perempuan di dalam kardus itu diperkirakan baru berumur 3 hari. Belakangan diketahui bayi itu dibuang oleh pasangan berinisial A dan D. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolrestabes Semarang.
Bayi itu kemudian dirawat oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang dan kini diserahkan ke orang tua D atau ibu si bayi. Penyerahan itu dilakukan di Mapolrestabes Semarang, Selasa (18/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
D yang dihadirkan dengan menggunakan baju tahanan langsung menangis ketika melihat bayinya. Ia lalu menggendong anaknya dan menangis cukup lama.
Sebelum bayi itu dibawa orang tuanya, D diberi kesempatan untuk menyusuinya. Sementara itu, tak terlihat sosok A atau ayah si bayi dalam pertemuan itu.
Sejumlah orang yang hadir juga ikut menitikkan air mata melihat momen tersebut. Ternyata, selama dirawat di Dinsos Semarang, setidaknya ada 50 orang yang ingin mengadopsi bayi itu.
"Dalam peristiwa ini kita mendapatkan pelajaran bahwa seorang bayi yang dilahirkan di muka bumi adalah sesuatu yang sangat berharga, apapun kondisinya, apabila memang itu sesuatu yang dalam tanda kutip membebankan, tidak seyogyanya ditelantarkan," katanya Wakapolrestabes Semarang AKBP Yuswanto Ardi di lokasi.
Yuswanto juga menyatakan akan mempertimbangkan restorative justice terhadap D. Pertimbangan itu karena melihat aspek sosiologis dan kemanusiaannya.
"Tentunya ini akan kita lakukan proses selanjutnya, kita akan asesmen kembali situasi yang berkembang seperti apa, mempertimbangkan pertumbuhan bayi, karena memang bayi yang baru lahir membutuhkan ASI yang harus segera diberikan," ujarnya.
Sebelumnya, A dan D mengaku membuang anaknya itu karena malu telah memiliki bayi dari hubungan di luar nikah. A merupakan pria beristri dan punya dua anak. Mereka bertemu dua tahun lalu di sebuah acara rohani.
"Saya buang di rumah teman saya agar bisa melihat lagi. Saya nggak bilang langsung ke teman karena malu," kata A saat ungkap kasus di di Mapolrestabes Semarang, Jumat (15/10).
Sementara itu, D selama ini tinggal bersama ibunya di rumah. "Tinggal sama ibu, ibu sempat curiga (pada kehamilannya). Saya punya riwayat asam lambung. Tahunya (ibu), saya asam lambung kumat. Saya sudah bilang ingin bawa pulang saja. Tapi kita juga bingung karena hubungan kami tidak diketahui," ujar D.
(dil/aku)