Seorang ayah inisial DS (66) warga Desa Gandrungmanis, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, tewas setelah diduga dianiaya anak kandungnya inisial DT (28). Peristiwa penganiayaan anak terhadap ayah itu terjadi pada Selasa (13/9) di rumah korban.
"DS dianiaya anak kandungnya sendiri DT dengan menggunakan sabit sampai meninggal dunia," kata Kasi Humas Polres Cilacap Iptu Gatot Tri Hartanto, Rabu (14/9/2022).
Dijelaskannya, motif pelaku tega menganiaya ayahnya karena persoalan uang. Pelaku, kata Gatot, sempat meminta uang pada korban namun korban tidak mau memberikannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan dari pengakuan pelaku, korban dianggap sombong dan pelit karena pada saat panen korban tidak memberi uang kepada pelaku," ujarnya.
Gatot melanjutkan, peristiwa penganiayaan diketahui oleh tetangganya. Salah satu saksi mendengar teriakan minta tolong dari rumah korban.
"Saksi yang mendengar teriakan dari rumah korban memanggil Ketua RT. Lalu sekira pukul 16.00 ketika Ketua RT mendekati rumah dan masuk dia melihat korban sudah terkapar di lantai dan bersimbah darah," ungkapnya.
Saat itu, posisi pelaku ketika dilihat Ketua RT, berada di atas tubuh korban sambil memegang sabit. Ketua RT kemudian merebut sabit dari tangan pelaku dan menolong korban yang masih dalam keadaan hidup.
"Pelaku kemudian diamankan warga, korban ditolong dan dibawa ke klinik, tetapi tidak sanggup, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Agisna Sidareja tetapi sesampainya di RS korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," kata Gatot.
Polisi bersama Tim Inafis Polres Cilacap kemudian mendatangi TKP untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku. Hasil pemeriksaan, korban mengalami luka pada bagian pelipis sebelah kiri dan luka robek pada punggung sebelah kiri. Selain itu terdapat juga sobek pada bagian tangan kanan, dan luka robek pada bagian kaki kiri. Pemeriksaan luka fisik korban dilakukan di Puskesmas Gandrungmangu.
"Atas perbuatannya pelaku dikenakan pasal 338 KUHP dan/atau 351 ayat (3) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun," pungkasnya.
(rih/aku)