Bripka Ricky dan Kuat Ma'ruf ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan Brigadir J karena berperan dalam membantu dan menyaksikan kejadian tersebut. Namun mengacu pada rencana awal, mereka seharusnya tak ada di tempat kejadian perkara (TKP).
Dilansir detikNews, Kamis (8/9/2022), keduanya tak menjalani tes PCR seperti rombongan lainnya. Sebab, Kuat dan Ricky berencana akan melakukan perjalanan kembali lagi ke Magelang sesampainya mereka di Jakarta.
"Ada yang PCR, tetapi Bripka Ricky dan Kuat tidak ikut PCR karena tahunya mau kembali ke Magelang," ungkap pengacara Bripka Ricky, Erman Umar, pada Kamis (8/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rombongan tiba dari Magelang di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jaksel, sekitar pukul 16.00 WIB pada hari Jumat (8/7/2022). Kecuali Bripka Ricky dan Kuat, rombongan dari Magelang melakukan tes swab PCR.
Mereka berdua tidak melakukan tes PCR karena mau kembali ke Magelang, diperkuat dengan tidak siapnya pakaian ganti mereka.
"Bripka Ricky dan Kuat tidak membawa pakaian ganti karena, setahu mereka, setelah sampai di Jakarta kembali lagi ke Magelang," kata Erman berdasarkan pengakuan Bripka Ricky.
Instruksi Sambo ke Ricky
Bripka Ricky mengaku dipanggil Sambo ke lantai 3 rumah Saguling. Dia ditanyai soal peristiwa yang terjadi di Magelang. Saat itu Bripka Ricky mengaku tidak tahu terkait peristiwa di Magelang. Sambo bahkan sempat menanyakan kesanggupan menembak Brigadir J kepada Bripka Ricky. Namun Bripka Ricky mengaku tidak berani.
"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yoshua?'. Kemudian saya jawab, 'Saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," akui Ricky. Setelah itu, Bripka Ricky diminta memanggil Bharada E. Bripka Ricky pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Sambo.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Ajakan Putri ke TKP Rumah Duren Tiga
Bripka Ricky lalu duduk sejenak di halaman depan rumah Saguling. Tak lama kemudian, dia melihat Putri sudah terlihat di garasi depan rumah Saguling. Seketika Putri mengajak rombongan yang ada di rumah pribadi Saguling menuju rumah dinas Polri Duren untuk melakukan isolasi. "Bripka Ricky dan yang lain menghampiri ke garasi dan Ibu PC menyampaikan, 'Ayo isolasi, Dik'," ceritanya.
Keluarga Sambo memang terbiasa melakukan isolasi mandiri setelah perjalanan dari luar kota. "Ricky, Yoshua, Ibu PC, Kuat, RE menggunakan mobil bersama ke rumah Duren Tiga," ujarnya. Alhasil Bripka Ricky dan Kuat pun batal kembali ke Magelang.
Penembakan Yoshua di Rumah Dinas Duren Tiga
Sesampainya di rumah dinas, Bripka Ricky memarkirkan mobil di tepi jalan. Tak berselang lama, Ferdy Sambo menyusul tiba di rumah dinas. Bripka Ricky lalu memundurkan sedikit mobil dan masuk ke area carport rumah dinas.
Lalu Kuat Ma'ruf datang dan meminta Bripka Ricky menghampiri Brigadir J yang berada di taman samping. Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas.
Di sana ada Ferdy Sambo dan Bharada E. Brigadir J berada di depan Ferdy Sambo dan Bharada E. "Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yoshua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata, 'Eh, ada apa ini?" tutur Erman sesuai pernyataan Bripka Ricky.
Momen kejadian pun terjadi seketika. Bripka Ricky mengatakan Bharada E menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.