Mabes Polri dan Tim Forensik Bhayangkara Palembang akan membongkar makam AM (17), di TPU Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, hari ini. Sebelum tercapai keputusan membongkar makam santri Pondok Pesantren Gontor yang tewas dianiaya seniornya itu, ada momen di mana pihak keluarganya mencoba 'berdialog' dengan AM.
Keputusan untuk ekshumasi itu tidak terjadi begitu saja. Menurut Titis Rachmawati, kuasa hukum ibu AM, ada satu momen dimana pihak keluarga yang sedang menunaikan salat ashar mengaku meminta petunjuk dulu ke Tuhan dan mencoba berdialog kebatinan dengan anaknya, AM.
"Sempat kita hentikan (BAP), fokus autopsi yang berat untuk keluarga. Tadi (keluarga) salat ashar dulu minta petunjuk dan berdialog secara kebatinan dengan anaknya, akhirnya diputuskan bersedia untuk di autopsi," kata Titis pada Rabu (7/9) malam, dikutip dari detikSumut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir detikSumut, Polres Ponorogo telah bertemu dengan keluarga AM (17), santri yang tewas di Ponpes Gontor. Dalam pertemuan yang berlangsung selama sekitar 2 jam itu diperoleh keputusan bahwa proses ekshumasi akan dilakukan pada Kamis (8/9).
Titis Rachmawati mengatakan ibu korban sudah bersedia jika makam anaknya dibongkar demi proses mencari keadilan. "Keluarga insyaallah bersedia (proses ekshumasi) karena sudah didiskusikan tadi," kata Titis saat dimintai konfirmasi detikSumut, kemarin malam.
"Jadi kita putuskan harus autopsi (ekshumasi), besok pagi (hari ini) pukul 09.00 WIB," imbuh Titis.
Selain itu, Titis menambahkan, kliennya juga dimintai keterangan oleh polisi sekitar 2 jam. Polisi juga telah melakukan pemberkasan untuk menuntaskan kasus tewasnya AM yang saat ini statusnya sudah naik ke penyidikan.
"Dan juga proses pemberkasan yang akan segera dilengkapi," katanya. Titis mengaku belum tahu siapa saja yang akan menghadiri ekshumasi di TPU Sungai Selayur, Kalidoni, Palembang hari ini. "Kita fokus pembelaan dari klien," ujarnya.
(dil/sip)