Santri Ponpes Gontor Tewas Diduga Dianiaya, Polisi Sita Pentungan

Regional

Santri Ponpes Gontor Tewas Diduga Dianiaya, Polisi Sita Pentungan

Tim detikJatim - detikJateng
Selasa, 06 Sep 2022 21:44 WIB
Ilustrasi penganiayaan (dok detikcom)
Foto: Ilustrasi pengeroyokan (dok detikcom)
Solo -

Polisi saat ini terus menyelidiki kasus tewasnya santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo. Santri bernama AM (17) ini diduga dianiaya oleh seniornya.

Hari ini polisi sudah melakukan olah TKP dan pra rekonstruksi di ponpes tersebut. Ada beberapa fakta yang menjadi temuan.

Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo menyebut penganiayaan itu berawal dalam sebuah kegiatan pramuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena ada salah paham, kekurangan alat pramuka," kata Catur seperti dikutip dari detikJatim, Selasa (6/9/2022).

Dia menjelaskan, salah satu tempat olah TKP memang dilakukan di lokasi tempat pramuka di dalam pondok. Dan penyebab penganiayaan karena ada salah paham soal kekurangan alat pramuka.

ADVERTISEMENT

Namun dia masih enggan menjelaskan mengenai motif penganiayaan itu.

"Untuk motif lebih lengkapnya nanti," kata Catur.

Saat ini polisi juga sudah menyita beberapa barang bukti yang diduga terkait dengan kasus tersebut. Mereka juga sudah memeriksa 11 saksi.

"Ada barang bukti yang diamankan. Ada pentungan, air mineral, minyak kayu putih, becak," tutur Catur.

Sebelumnya, kasus dugaan penganiayaan itu mencuat saat ibu korban, Soimah mengadu kepada pengacara senior Hotman Paris.

"Anak saya meninggal di Pesantren Gontor 1 Pak, yang di Jawa Timur," ujar Soimah sambil menangis duduk di samping Hotman Paris seperti dikutip dari detikSumut.

"Meninggalnya itu 22 Agustus kemarin, meninggal pukul 06.45 tapi kami baru dikabari pukul 10.00 WIB, awalnya mereka mau bicara sama ayahnya," katanya menambahkan.

Soimah menduga anaknya tewas karena dianiaya. Dia belum berani lapor ke polisi karena merasa takut menghadapi Pesantren Gontor sebagai institusi yang besar.

"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah sambil terus menangis.




(ahr/apl)


Hide Ads