Modus Irjen Ferdy Sambo menggiring narasi soal kematian Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J menyasar sejumlah orang. Salah satunya Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti, yang dihubungi Ferdy Sambo usai pembunuhan Yoshua.
Dilansir detikX, Rabu (31/8/2022), Sambo diduga ingin meminta bantuan agar Poengky ikut membenarkan skenario tembak-menembak yang dikarangnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) yang juga Ketua Kompolnas, Mahfud Md, mengungkap pengakuan Poengky kepadanya soal pertemuan dengan Sambo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Mahfud, Poengky mengatakan bertemu dengan Sambo di masa awal-awal pascaperistiwa pembunuhan Yoshua. Poengky mengklaim pertemuan itu didasari adanya undangan dari Sambo melalui panggilan telepon.
Baca juga: Telepon Dusta Sambo |
Poengky menemui Sambo di rumah pribadinya. Namun kemudian, kepada detikcom, Poengky memberikan informasi bahwa pertemuan tersebut terjadi di Divisi Propam Polri.
Ferdy Sambo disebut menangis di depan Poengky. Saat itu, Ferdy Sambo mengklaim Yoshua telah berbuat jahat kepada keluarganya. Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga membohongi Poengky dengan mengatakan tidak berada di lokasi ketika Yoshua tewas.
Kepada Poengky, Ferdy Sambo berkata di bawah ini. "Mbak Poengky, saya ini dizalimi. Istri saya dilecehkan."
"Kalau saya ada di sana, saya tembak sendiri dia," demikian kata Sambo kepada Poengky seperti diungkap Mahfud.
Setelah pertemuan itu, Poengky turut mengawal proses hukum kematian Yoshua. Hingga akhirnya Poengky mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) rumah dinas Ferdy Sambo pada Senin 18 Juli 2022.
Poengky mengklaim kedatangannya itu untuk mengawasi proses penyelidikan penembakan yang dilakukan oleh Bharada Richard Eliezer alias Bharada E terhadap Yoshua.
"Kami sedang mengawasi proses penyelidikan," kata Poengky kala itu.
Saat itu Poengky tidak datang sendirian. Dia datang bersama Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto dan tim dari Sekretariat Kompolnas.
Untuk diketahui, selain Komisioner Kompolnas, Poengky sebelumnya dikenal sebagai advokat yang mengangkat isu-isu penindasan masyarakat. Dia memulai kariernya sebagai pembela hak asasi manusia di Lembaga Bantuan Hukum Surabaya pada 1993.
Poengky juga sempat aktif di Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Divisi Kampanye dan Hubungan Internasional. Poengky juga tercatat sebagai salah satu pendiri Imparsial bersama 18 orang penggerak HAM lainnya pada 2002. Imparsial adalah lembaga swadaya masyarakat yang aktif bergerak di bidang HAM dan reformasi sektor keamanan.
(sip/rih)