Nasional

Misteri 3 Hari Kosong di Awal Pembunuhan Brigadir Yoshua Akhirnya Terjawab

Tim detikNews - detikJateng
Rabu, 24 Agu 2022 17:22 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). (Foto: Antara Foto/Aprillio Akbar)
Solo -

Tewasnya Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J baru diketahui 3 hari usai peristiwa penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, pada Jumat (8/7) sore. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap apa yang terjadi pada ketiga hari itu.

Sempat Ditanyakan Mahfud Md

Dalam rapat bersama Komisi III, Selasa (23/8) kemarin, Ketua Kompolnas Mahfud Md menyebut sempat menanyakan ke Komnas HAM soal tiga hari yang kosong usai penembakan yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Mahfud menyinggung tiga hari kosong itu membuat adanya perubahan skenario.

"Tadi ada yang bertanya, apa yang terjadi di tanggal 8 sampai 10? Itu penembakan tanggal 8 kok diumumkan tanggal 11?," kata Mahfud.

Mahfud menceritakan, saat itu dirinya bertanya kepada Komnas HAM terkait kejadian yang terjadi pada Jumat (8/7) hingga Senin (11/7). Namun Mahfud menyebut Komnas HAM tidak mengetahui soal kejadian selama tiga hari itu.

"Saya tanya ke Komnas HAM itu yang terjadi Jumat sampai Senin apa jawabnya cuma menggeleng tak tahu. Saat itu saya tanya apa yang terjadi tanggal 8 sampai 11 kok nggak ada keterangan? Kok langsung masuk ke tanggal 11? Apa nih yang terjadi? Nah baru ketemu sekarang kan berdasarkan rangkuman video itu," jelas Mahfud.

Misteri 3 hari kosong itu terungkap. Dilansir detikNews, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan apa yang terjadi pada ketiga hari itu, dalam rapat bersama Komisi III DPR, hari ini.

Jumat, 8 Juli 2022

Pada awal kasus ini diungkap ke publik, disebutkan Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jaksel, yang saat itu ditempati Ferdy Sambo.

Baku tembak disebut bermula dari pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada istri Sambo, Putri Candrawathi. Belakangan terungkap, Brigadir J tewas ditembak dan peristiwa meninggalnya direkayasa Sambo.

Usai Brigadir J tewas, Sambo menghubungi sejumlah pihak untuk datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Sambo juga melibatkan sopirnya untuk menghubungi Kasat Reskrim Polres Jaksel yang saat itu dijabat AKBP Ridwan Rheky Nellson Soplanit.

"Yang bersangkutan menghubungi beberapa orang, salah satunya Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan yang datang hadir pertama di TKP 17.30 WIB," kata Jenderal Sigit, Rabu (24/8/2022).

Lalu pada pukul 17.47 WIB, personel Biro Provos Divpropam juga datang ke TKP setelah dihubungi Sambo. Sebelum olah TKP selesai, saksi-saksi yang ada dibawa ke kantor Biro Paminal Divpropam Polri.

Mereka ialah ajudan serta sopir Sambo, yaitu Bharada Richard Eliezer (RE atau E), Bripka Ricky Rizal (RR), dan Kuat Ma'ruf.

Olah TKP di rumah dinas Kadiv Propam selesai sekitar pukul 19.40 WIB. Setelah itu, jenazah Brigadir J dibawa ke RS Polri untuk diautopsi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya..




(aku/apl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork