Sebuah kampung di Desa Polewali, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini kosong ditinggal warga setelah terungkapnya kasus pembunuhan terhadap Farkhan Marozi (47). Warga meninggalkan tempat tinggal mereka akibat trauma.
"Iya, sudah kosong di sana itu. Masyarakat di sana tidak bisa menerima. Karena itu, sadis sekali caranya membunuh. Iya, (warga) trauma," ujar Kepala Desa Polewali, Ambo Cenning kepada detikSulsel, Senin (23/12/2024).
Kampung yang ditinggal pergi warga berlokasi di Dusun Ponci, Desa Polewali, Kecamatan Gantarang. Ambo Cenning mengungkapkan, di dusun setempat ada kampung transmigrasi yang ditempati warga asal Pulau Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Borongmanempa nama kampungnya itu, dusunnya Dusun Ponci. Transmigrasi semua itu. Di Dusun Ponci itu memang ada kampung Jawa di situ. Ada lokasi di situ satu kebun dibeli," katanya.
Ambo Cenning menerangkan, kampung tersebut mulai ditempati warga sekitar 10 tahun silam. Menurutnya, awalnya ada sekitar 20 kepala keluarga (KK) yang menetap.
"Kalau tidak salah dulu itu lebih 20 KK, tapi sekarang (sebelum ditinggal warga) mungkin 10 KK lebih," tuturnya.
Lebih lanjut, Ambo Cenning menerangkan, warga mulai meninggalkan kampung secara bertahap setelah sebuah kasus pembunuhan terungkap. Kata dia, ada pula warga yang menjual rumahnya.
"(Kampung ditinggal warga) saat sudah ketahuan bahwa ada kasus pembunuhan di situ. Tidak (langsung pergi semuanya). Ada yang jual apa-apanya. Iya (jual rumahnya)," bebernya.
Menurut Ambo Cenning, sebagian warga memilih pindah ke daerah lain di Bulukumba. Sementara, sebagian lainnya hanya berpindah kampung yang masih berada di Desa Polewali.
"Ada juga yang tinggal di Bulukumba, tapi pindah di Desa Polewali. Ada di kota," bebernya.
Diketahui, warga Bulukumba sempat dibuat geger dengan kasus pembunuhan terhadap Farkhan Marozi. Pelaku sempat menutupi aksi kejinya selama dua bulan lamanya dengan cara menyembunyikan mayat korban ke dalam lubang.
"Jadi, kejadian pembunuhannya 2 bulan lalu," ujar Kasat Reskrim Polres Bulukumba AKP Aris Satrio saat dihubungi detikSulsel, Senin (9/12).
Aris mengungkapkan, korban Farkhan dibunuh di halaman rumahnya, Selasa (8/10) lalu. Korban diduga dibunuh oleh enam rekan bisnisnya.
"Korban dipukul pakai balok," kata Aris.
Setelah menghabisi nyawa korban, para pelaku kemudian menggali sebuah lubang. Selanjutnya, mayat korban dibuang ke dalamnya alias dikubur secara tidak layak.
(asm/hsr)