Salman Rushdie, penulis novel 'The Satanic Verses' atau 'Ayat-ayat Setan', ditikam lehernya saat berada di atas panggung sebuah acara sastra di Chautauqua New York. Salman Rushdie pun dibawa ke rumah sakit menggunakan helikopter.
Dilansir detikNews yang mengutip AFP, Sabtu (13/8/2022), peristiwa penikaman penulis asal Inggris itu terjadi pada Jumat lalu di negara bagian New York barat. Salman Rushdie pun lekas dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, polisi menyebutkan bahwa kondisi terkini penulis novel kontroversial itu belum diketahui.
Sementara itu, Gubernur New York Kathy Hochul menyatakan Salman Rushdie masih hidup. Kathy Hochul pun mengutuk kekerasan yang menimpa Rushdie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengutuk semua kekerasan, dan kami ingin orang-orang dapat merasakan kebebasan untuk berbicara dan menulis kebenaran," kata Kathy Hochul, dikutip dari detikNews.
Kronologi Penikaman Salman Rusdhie
Peristiwa penikaman itu terjadi saat Salman Rushdie hendak memberikan ceramah di atas panggung. Seorang polisi yang berada di lokasi pun segera menangkap pelaku penusukan tersebut. Tapi polisi belum membeberkan identitas pelakunya serta motifnya menusuk leher Salman Rushdie.
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang memperlihatkan sejumlah orang sedang menolong Salman Rushdie usai diserang di sebuah acara di Chautauqua.
"Peristiwa paling mengerikan baru saja terjadi di #chautauquainstitution - Salman Rushdie diserang di atas panggung di #chq2022. Amfiteater dievakuasi," kata seorang saksi di media sosial, dikutip detikNews dari AFP.
Hingga kini kepolisian setempat masih menyelidiki kasus penikaman Salman Rushdie tersebut. terhadap kasus ini. Satu tersangka sudah ditangkap.
"Seorang tersangka laki-laki berlari ke atas panggung dan menyerang Rushdie dan seorang pewawancara. Rushdie menderita luka tusuk di leher dan diangkut dengan helikopter ke rumah sakit daerah. Kondisinya belum diketahui," kata polisi setempat dalam pernyataannya.
Seperti diketahui, Salman Rusdhie pernah menulis novel 'The Satanic Verses' pada 1988. Novel itu dikecam oleh sebagian umat Islam karena dinilai tak menghormati Nabi Muhammad.
(dil/dil)