Tragedi penembakan istri TNI Rina (34) di Semarang beberapa waktu lalu membuat gempar. Terlebih, saat diketahui bahwa aktor di balik rencana pembunuhan tersebut tidak lain adalah sang suami korban yaitu Kopda Muslimin atau Kopda M.
Sebelum menghilang, Muslimin bahkan sempat mengantar sang istri ke rumah sakit setelah upaya pembunuhan dengan menyewa pembunuh bayaran gagal. Usai mengantarkan sang istri, Muslimin pun menghilang hingga beberapa hari lamanya.
Mengetahui rencananya gagal total, dan dirinya menjadi perburuan petugas Muslimin pun merasakan putus asa yang luar biasa. Ia pun mengaku menyerah atas situasi yang dialaminya tersebut. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Muslimin kepada salah satu orang kepercayaannya bernama Kabul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komunikasi itu terjadi sehari setelah kejadian penembakan, saat Kopda Muslimin dalam pelarian.
Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardi Lombantoruan mengatakan Muslimin kabur setelah mengantar istrinya ke RS Hermina Banyumanik di hari kejadian, Senin (18/7). Keesokan harinya Muslimin kabur ke Wonosobo membawa selingkuhannya, R.
"Berarti ketemu dulu (dengan R) kemudian dia kabur karena pacarnya tidak mau (diajak tinggal bersama). Kemudian menelepon orang kepercayaannya bernama Kabul," ujar Donny kepada detikJateng, Jumat (29/7/2022).
Video percakapan yang beredar yaitu ketika Muslimin menghubungi Kabul. Kemudian Kabul yang sehari-hari merawat burung-burung Muslimin merayunya agar bersedia Muslimin pulang ke rumah.
Namun Muslimin justru menolaknya dan mengaku sudah menyerah. Ia juga menitipkan anak-anaknya kepada Kabul. Untuk diketahui, Kabul merupakan orang kepercayaan yang biasa mengurus burung peliharaannya.
Baca juga: Yenny Wahid: Media Sosial Dirusak Buzzer |
"Ada (menyebut nama) juga kan. Berdua bisa Bul. Aku wis nyerah Bul. Aku nyerah Bul," kata Muslimin dalam salah satu kutipan ketika menghubungi Kabul.
Baca berita selengkapnya di halaman berikutnya...
Video itu turut diunggah oleh akun Instagram @infokomando.official dan dinarasikan terjadi pada Selasa (19/7) atau sehari setelah penembakan. Saat itu, Kopda Muslimin sudah tidak diketahui keberadaannya.
Rasa putus asa Muslimin semakin menjadi ketika selingkuhannya R yang selama ini menjadi tambatan hatinya, ternyata juga menolak saat diajak pergi bersamanya.
"Saat kabur itu kan endingnya menemui pacarnya, ketika bersama pacarnya pada waktu itu untuk mencari baju, beli baju, nomor kartu perdana baru untuk mereka berdua," kata Donny.
Keduanya ke Wonosobo dan saat itu Muslimin bercerita ke R soal peristiwa penembakan istrinya. R kemudian menolak ajakan tinggal bersama di Wonosobo, karena kecewa, Muslimin kabur dan meninggalkan R.
"Ya, kabur pakai motor R. Sedangkan R ditinggal di Wonosobo," ujarnya.
Muslimin ternyata menjalin hubungan gelap dengan wanita lain berinisial R sudah sekitar tujuh bulan. R merupakan salah satu saksi yang diperiksa untuk mengungkap kasus penembakan itu. Dia kini dilindungi LPSK. Sementara itu terkait pelarian Muslimin, diketahui memang berpindah-pindah namun masih di wilayah Jawa Tengah.
"Masih di Jawa Tengah, Wonosobo, Banyumas, Bandungan, sekitar itu," kata Donny.
Asintel Kasdam IV/Diponegoro Kolonel (Inf) Wahyu Yudhayana soal pelarian Muslimin juga mengatakan dari hasil pengejaran tim gabungan TNI Polri Muslimin belum keluar Jateng.
"Masih kisaran Jateng. Masih seputaran Jateng dan sudah ditemukan di rumah ortunya seperti yang diketahui," kata Wahyu di RS Bhayangkara Semarang, Kamis (28/7).
10 hari setelah pelariannya, Kamis (28/7) Muslimin pulang ke rumah orang tuanya di Kendal. Tetapi, tidak ada yang pernah menyangka jika Muslimin akan mengakhiri hidupnya di rumah orang tuanya tersebut. Muslimin ditemukan tewas di rumah orang tuanya. Dari hasil autopsi dia meninggal akibat keracunan.