Hasil autopsi menyebutkan Kopda Muslimin tewas akibat keracunan. Kodam IV/Diponegoro menyebut diperlukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan apakah Muslimin bunuh diri atau tidak.
Hal itu dikatakan Kakesdam IV/Diponegoro Kolonel Ckm dr Bima Wisnu Nugroho saat ditanya wartawan terkait dugaan Kopda Muslimin bunuh diri. Ia mengatakan pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk mengetahui jenis racun yang dikonsumsi.
"Ya nanti dipastikan (soal bunuh diri) dengan pemeriksaan penunjang yang sudah disepakati," kata Bima di RS Bhayangkara, Semarang, Kamis (28/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Komandan Pomdam (Danpomdam) IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Rudi mengatakan hasil autopsi menyebut Muslimin meninggal akibat keracunan.
"Dari pemeriksaan dalam didapat tanda mati lemas yang diduga oleh karena tanda pada otak atau keracunan," kata Rinoso.
Meski demikian perlu ada pemeriksaan penunjang berupa patologi anatomi untuk mengetahui jenis racunnya. Namun proses itu masih butuh waktu 2 sampai 4 minggu.
"Dibutuhkan pemeriksaan penunjang yaitu patologi anatomi, jadi tidak bisa sekarang. Butuh pemeriksaan penunjang patologi anatomi yang butuh waktu 2-4 minggu dan butuh pemeriksaan lab untuk toksikologi untuk membuktikan," jelasnya.
Untuk diketahui, Kopda Muslimin disebut terlibat penembakan istrinya sendiri, RW (34) yang terjadi hari Senin (18/7) lalu. Dia merupakan otak aksi dan memerintah komplotan untuk menembak istrinya.
Korban selamat setelah ditembak dua kali dan kini dirawat di RSUP dr Kariadi Semarang. Sedangkan Muslimin kabur dan ditemukan tewas di dalam rumah orang tuanya di Kendal pagi tadi.
(aku/ahr)