Komisioner Komnas HAM Choirul Anam bicara soal luka tembak di tubuh Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Anam mengatakan luka tersebut tampak didapat akibat tembakan dari jarak berbeda-beda.
"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda-beda. Itu dari hasil pendalaman kami," katanya di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, demikian dilansir detikNews, Selasa (26/7/2022).
Anam merinci jumlah luka tembak pada jasad Brigadir Yoshua terdiri dari masuk dan keluarnya peluru. Menurutnya adanya peluru yang bersarang di dalam tubuh Brigadir J mempengaruhi jumlah lukanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara kemarin, Anam mengungkap Komas HAM sebenarnya telah bisa mengambil kesimpulan terkait luka di tubuh Brigadir Yoshua. Namun Komnas HAM akan menunggu hasil dari proses ekshumasi jenazah Brigadir J yang akan berlangsung besok.
"Sebenarnya kami juga bisa langsung menarik titik-titik kesimpulan. Namun, karena masih ada proses ekshumasi, kami tunggu proses ekshumasi," kata komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (25/7).
Pria yang akrab disapa Cak Anam itu menyampaikan prinsip imparsialitas telah diterapkan dalam pengecekan luka di tubuh Brigadir J. Komnas HAM telah meminta keterangan dari keluarga, ahli, hingga dokter RS Polri yang melakukan autopsi.
"Kami punya catatan yang sangat-sangat mendalam. Kalau kemarin kan cuma mendalam saja, ini sangat-sangat mendalam. Kalau ditanya apakah kami bisa menyimpulkan, secara proses yang harus imparsial yang harus komprehensif, kami tidak boleh menyimpulkan sekarang," sambung Cak Anam.
(sip/apl)