Cerita Kades Awal Mula Berdirinya Sekolah Khilafatul Muslimin di Wonogiri

Cerita Kades Awal Mula Berdirinya Sekolah Khilafatul Muslimin di Wonogiri

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Kamis, 16 Jun 2022 15:55 WIB
Lokasi sekolah milik Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota, Wonogiri, dipasangi garis polisi, Kamis (16/6/2022).
Lokasi sekolah milik Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota, Wonogiri, dipasangi garis polisi, Kamis (16/6/2022). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Tujuh orang anggota Khilafatul Muslimin di Wonogiri ditangkap polisi karena menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tanpa izin. Kelompok Khilafatul Muslimin mulai masuk di sana pada tahun 2010.

Diketahui, para anggota Khilafatul Muslimin yang ditangkap itu mengajar di sekolah yang mereka dirikan di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota. Sekolah itu berada di sebuah rumah warga.

"Rumah yang digunakan untuk sekolah itu milik warga sini, si R. Awalnya itu tanah milik orang tua R. Kemudian dibeli oleh R, dan akhirnya digunakan untuk kumpul kelompoknya (Khilafatul Muslimin)," kata Kepala Desa Wonokerto, Suyanto, Kamis (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, awalnya R merantau ke Jakarta. Kemudian pada 2010 kembali ke Jaten dan menempati rumah tersebut. Pada saat itu R masih bolak-balik ke Jakarta. Namun, rumah itu sudah dipakai untuk berkumpul anggota Khilafatul Muslimin.

Ia mengatakan, pada 2014, R dan para anggotanya menggelar pengajian di masjid kampung dan diikuti warga sekitar. Saat itu R dan teman-temannya meminta izin ke Ketua RT dan Kepala Dusun setempat. Pengajian itu diperbolehkan karena warga sekitar saat itu belum tahu tentang Khilafatul Muslimin.

ADVERTISEMENT

"Nah saat pengajian itu warga mulai curiga dan aneh. Sebab ajaran yang disampaikan mulai bertentangan. Inti isi pengajian itu mengajak warga untuk berbaiat kepada amir Khilafatul Muslimin jika ingin hidup selamat," ungkap dia.

Sejak pengajian itu, kata dia, warga sekitar mulai bertanya-tanya tentang ajaran yang disampaikan Khilafatul Muslimin. Terlebih, interaksi R dan anggota Khilafatul Muslimin lainnya dengan warga sangat kurang.

"Sejak awal di sini itu memang ada upaya ajakan kepada warga agar mau gabung ke kelompoknya. Sebenarnya perbuatan yang meresahkan itu tidak ada. Warga seperti main urat asap dengan mereka, menahan diri dengan sikap mereka," papar Suyanto.

Lokasi sekolah milik Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota, Wonogiri, dipasangi garis polisi, Kamis (16/6/2022).Lokasi sekolah milik Khilafatul Muslimin di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota, Wonogiri, dipasangi garis polisi, Kamis (16/6/2022). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Sementara itu, Kepala Dusun Jaten, Priyatno, mengatakan R dan anggota lainnya kembali menggelar pengajian pada 2016. Lokasinya berada di rumah R. Saat itu pengajian diikuti oleh seratusan orang yang didominasi kelompoknya dari luar daerah.

"Ya ada warga sini tapi hanya beberapa, karena belum paham juga. Bahkan pada saat itu pimpinannya (Abdul Qadir Baraja) datang ke sini. Kami belum tahu siapa, tahu pimpinannya itu ya belum lama ini," ujar dia.

Ia mengatakan, pada Februari 2021, R dan kelompoknya mendirikan sekolah. Awalnya ada penolakan dari warga.

Kemudian kelompok itu mengajukan izin ke pihak pemerintah desa. Pihak pemerintah desa mengatakan jika tidak bisa memberikan izin karena tidak berwewenang penuh.

"Ya memuncaknya itu saat mau mendirikan sekolah itu. Pada saat awal-awal tidak begitu mempermasalahkan kegiatannya, karena memang belum tahu juga ajarannya," ujarnya.

Menurutnya, pada saat awal berdiri hanya ada empat murid yang sekolah di sana. Namun, seiring berkembangnya waktu, jumlah muridnya menjadi 15 orang. Semua murid yang juga tinggal di rumah itu berasal dari luar daerah, seperti Jepara, Klaten, Sukoharjo, Gunungkidul dan lain-lain.

"Gurunya ada tujuh orang. Yang memasak ada dua orang, itu juga dari kelompok mereka dari luar daerah. Kalau 15 orang murid itu juga ada laki-laki dan perempuan. Jadi semuanya dari luar Wonogiri," pungkas Priyatno.

Diberitakan sebelumnya, tujuh anggota Khilafatul Muslimin di Wonogiri ditangkap jajaran Polres Wonogiri. Mereka disebut menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tanpa izin resmi dari pemerintah.

"Kami mengamankan sejumlah tersangka atas kasus penyelenggaraan pendidikan tanpa izin resmi. Tempat pendidikan itu milik kelompok Khilafatul Muslimin," kata Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto, saat konferensi pers di Mapolres Wonogiri, Kamis (16/6).

Ia mengatakan tempat pendidikan itu di Dusun Jaten, Desa Wonokerto, Kecamatan Wonogiri Kota. Tujuh tersangka yang semuanya berstatus sebagai guru atau pengasuh, masing-masing inisial YH, SD, IZ, SB, MI, RW dan AD.

"Mereka bukan warga Wonogiri, semua dari luar daerah. Ada yang dari Purwokerto, Bekasi, NTB, Bekasi dan Jakarta Utara," ungkap dia.




(rih/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads