Menelusuri Jejak Khilafatul Muslimin di Kota Semarang

Menelusuri Jejak Khilafatul Muslimin di Kota Semarang

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 14 Jun 2022 19:24 WIB
Polisi dan TNI mendatangi rumah yang dulunya jadi kantor Khilafatul Muslimin di Kota Semarang, Selasa (14/6/2022).
Polisi dan TNI mendatangi rumah yang dulunya jadi kantor Khilafatul Muslimin di Kota Semarang, Selasa (14/6/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang - Kantor Khilafatul Muslimin ternyata pernah ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Kepolisian dan TNI hari ini mendatangi lokasi yang berada di salah satu rumah warga di daerah Jalan Tumpang XIII, Kecamatan Gajahmungkur.

Saat detikJateng datang ke lokasi bersama Kapolsek dan Danramil Gajahmungkur, papan nama di rumah itu sudah tidak ada. Penghuni rumah yang juga anggota Khilafatul Muslimin, Suyatno (65) mengatakan papan nama sudah diturunkan anaknya sendiri tanggal 9 Juni 2022 lalu disaksikan sejumlah petugas yang hadir.

"Sudah diturunkan sama anak saya," kata Suyatno di rumahnya, Selasa (14/6/2022).

Suyatno mengatakan terakhir dia hanya sebagai anggota biasa dan dulu pernah menjabat sebagai Mas'ul Khilafatul Muslimin. Ia berdakwah serta pengajian dengan berkeliling dari rumah anggota ke anggota yang lain.

Ia juga menjelaskan dulu ada lima orang anggota dan saat ini tersisa tiga itu pun sudah lama tidak beraktivitas dan ada di luar Semarang.

"Lama ini (tidak berkegiatan). Kalau kegiatan cuma satu bulan sekali ini kegiatannya. Iya pengajian, ngaji biasa," ujar Suyatno.

Ia membenarkan dulu ada konvoi motor untuk membagikan brosur berisi maklumat. Namun wilayahnya bukan di Semarang melainkan di Klaten.

"Itu kan kegiatan rutin itu sudah kira-kira 4 tahunan, 4 bulan sekali setiap wilayah kalau di sini kan wilayahnya di Klaten mengadakan konvoi. Istilahnya syiar motor dengan membagikan brosur isinya maklumat," ujarnya.

Sementara itu ketua RT setempat, Haryono mengatakan, Suyatno di lingkungan kampung biasa saja dan ikut kegiatan warga. Namun memang untuk ceramah di masjid kampung belum diperkenankan. Koordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan juga dilakukan.

"Biasa saja, ikut kegiatan warga, baik. Memang. Memang tidak diperkenankan (ceramah) di masjid. Pernah ada kegiatan di sana (rumah Suyatno) kita ikut sekali hanya untuk tahu. Koordinasi dengan Kelurahan dan Kecamatan agar dipantau. Kalau memang meresahkan ya dilaporkan, tapi sampai saat ini tidak meresahkan," jelas Haryono.

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Juliana mengatakan kedatangan dirinya melakukan silaturahmi karena pernah ada kegiatan Khilafatul Muslimin di sana. Namun dari keterangan yang diperoleh sudah tidak ada kegiatan. Disebutkan pula yang bersangkutan juga sudah tidak aktif.

"Silaturahmi dengan beliau Pak Suyatno, dan keterangan dari beliau bahwa untuk kegiatan mereka sudah vakum lama sekali 6 bulan ke belakang sudah vakum jadi tidak ada kegiatan apa-apa lagi dan beliau pun kalau ada kegiatan tidak di Kota Semarang tapi ke wilayah lain. Sudah ada sudah tidak aktif beliau. Iya papan diturunkan oleh beliau sendiri," ujar Juliana.

Sementara itu Danramil Gajahmungkur, Kapten Inf Taufik Nur Hidayat mengatakan Suyatno sudah dengan kesadaran menurunkan papan Khilafatul Muslimin di rumahnya.

"Menurunkan dengan penuh kesadaran kemarin memang menyampaikan permohonan maaf selama kegiatan itu. Jadi bapak tersebut akan melaksanakan ibadah sesuai ajaran yang normal dan wajar-wajar saja. Yang mengakui ke kita demikian dan akan kita pantau terus dengan Babinsa-Bhabinkamtibmas untuk perkembangan selanjutnya," jelas Taufik.


(rih/ahr)


Hide Ads