"Beberapa kegiatan yang dilakukan (Khilafatul Muslimin) Ummul Quro di Solo di antaranya pengajian rutin, keliling ke rumah jemaah masing-masing. Selain itu mereka juga melakukan konvoi atau arak-arakan," kata Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak kepada wartawan di depan rumah yang dijadikan kantor Khilafatul Muslimin di Karangasem, Laweyan, Kamis (9/6/2022).
Ade mengatakan, pengajian rutin yang dilakukan di rumah anggota Khilafatul Muslimin itu diselenggarakan tiap empat bulan sekali.
"Pengajian diadakan setiap empat bulan di tempat anggotanya," ujar Ade.
Dia menambahkan, anggota Khilafatul Muslimin juga sering membagikan brosur berisi ajakan untuk bergabung dalam organisasi mereka.
![]() |
"Imbauan, brosur, mengajak warga lain agar bergabung, ikut menanamkan paham sesuai yang diikuti Ummul Quro Khilafatul Muslimin," terang Ade.
Dia pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan provokasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
"Sudah final Pancasila sebagai dasar negara. Sudah konsensus, kesepakatan. Dan, semua pelanggaran terhadap ideologi Pancasila tidak bisa ditolerir," kata Ade.
Ade juga meminta masyarakat tetap tenang dan menyerahkan penanganan kasus Khilafatul Muslimin kepada polisi.
"Kami akan menangani secara transparan dan akuntabel," ujar Ade.
Sementara itu, Ketua RW 09 Karangasem, Laweyan, Anung Sapto Hartono, mengatakan keberadaan kantor Khilafatul Muslimin di wilayahnya sudah cukup lama.
"Kantor ini sudah enam tahun lebih. Aktivitasnya biasa, mereka juga (salat) berjemaah di masjid, ikut arisan, kerja bakti," ujar Anung.
Namun, menurut Anung, pendirian kantor hingga pemasangan papan nama Khilafatul Muslimin yang telah dicopot polisi itu tidak berizin.
"Tidak ada izin ke warga. Kegiatannya (Khilafatul Muslimin) itu pengajian, yang dihadiri sekitar 15 orang. Hanya kelompoknya sendiri (yang ikut)," terang Anung.
(dil/rih)