Cinta Ditolak, Pemuda Pekalongan Nyaris Bakar Rumah Pujaan Hatinya

Rumah Sri Mulyani yang nyaris dibakar pemuda gegara cintanya ditolak sang anak. Peristiwa itu terjadi Senin (16/5/2022). — Rumah Sri Mulyani yang nyaris dibakar pemuda gegara cintanya ditolak sang anak (Foto: Robby Bernardi/detikJateng)

Kota Pekalongan - Gara-gara cinta ditolak dan nomor HP diblokir oleh pujaan hatinya, seorang pemuda di Kota Pekalongan, nyaris membakar rumah gadis pujaannya itu. Beruntung, aksi tersebut diketahui oleh tetangga sang gadis dan pelaku langsung diamankan usai mengguyur bensin di depan rumah korban.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (16/5) dini hari di rumah Sri Mulyani (45), orang tua Dzita Muriati (23), warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Pekalongan. Pemuda yang nekat hendak membakar rumah yakni Muhammad Mu'arif (25) warga Krapyak Kidul, Pekalongan Utara.

"Tetangga saya membangunkan saya sekitar jam 12-an (malam), di sini sudah kesiram (bensin) semua, depan dan warung sudah kesiram. Lah itu kan tetangga saya mencium bau bensin dan membangunkan saya. Kalau posisi anaknya sih masih di motor, mau cari korek atau apa," kata Sri Mulyani saat ditemui detikJateng, Selasa (17/5/2022).

Sri mengatakan warga yang mengetahui gelagat aneh pelaku langsung mengamankan pemuda tersebut. Dia pun langsung meminta anak itu dibawa masuk ke rumahnya agar tidak diamuk warga.

"Terus anaknya langsung dipegang, saya suruh masuk agar aman tidak dimassa warga. Saya kasihan, memang ya dia mau berbuat jahat ke kami ya, tapi saya melihat anaknya nggak tega kalau dimassa," ungkapnya.

Di dalam rumah, pelaku Mu'arif lalu dimintai keterangan, dan warga langsung melaporkannya ke polisi. Sri menerangkan peristiwa ini dipicu karena Mu'arif ditolak cintanya oleh anaknya Dzita yang kini sudah kembali ke Bandung untuk bekerja.

"Cinta ditolak iya itu sebab pertamanya. Si laki-lakinya itu memang cinta sama anak saya, cuma anak saya belum menerima intinya gitu. Nah itu kan akhirnya nomore (HP) di blokir. Anak saya cerita ke saya, sebelum berangkat kembali kerja di Bandung," terang Sri.

Di sisi lain, Sri mengaku memaklumi perbuatan pelaku. Dia mengaku kasihan dengan masa depan pelaku bila dihukum penjara.

"Saya tidak nuntut apa-apa, saya juga kasihan masa depan anaknya. Saya menyadari mungkin anak saya salah, saya juga tidak tahu juga," imbuhnya.

Di lokasi yang sama, Kapolsek Tirto AKP Darwoto, membenarkan persoalan ini telah selesai. Pihaknya juga telah memanggil tokoh masyarakat, kades, untuk ikut menyelesaikan persoalan tersebut agar tidak berbuntut panjang.

"Dalam hal tersebut untuk persoalan sudah diselesaikan di Polsek Tirto," kata Darwoto.