Bripda D alias PPS, polisi asal Wonogiri ditembak tim Resmob Polresta Solo lantaran melawan saat hendak ditangkap. D bersama komplotannya diadukan telah melakukan pemerasan terhadap seorang warga.
Dalam komplotan tersebut, Bripda D melakukan pemerasan bersama 4 orang kawannya. Modusnya, mereka mengintai pasangan yang sedang check in di sebuah hotel dan memotretnya.
"Komplotan pelaku mengintai orang yang check-in di hotel dan selanjutnya mendokumentasikan sasarannya dengan difoto saat bersama wanita ketika meninggalkan hotel," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iqbal Alqudusy dalam keterangan pers di Mapolda Jateng, Kamis (21/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, komplotan tersebut mendatangi rumah sasarannya dan meminta sejumlah uang dengan berbekal foto yang diperoleh pada Minggu (17/4). Saat itu, pelaku memperlihatkan lencananya sebagai anggota polisi.
Mereka mengancam akan memperkarakan korban dalam kasus perselingkuhan jika menolak memberikan uang.
"Berbekal foto tersebut tersangka meminta uang sejumlah Rp 14.350.000 kepada korban dengan ancaman apabila tidak memberikan uang tersebut, maka korban akan diproses kasusnya dengan ancaman penjara 9 bulan," ujar Iqbal.
Korban mengaku tidak memiliki uang dan menjanjikan akan memberikannya pada Selasa (19/4). Komplotan itu percaya kemudian meninggalkan korbannya.
Korban berinisial WP itu lantas mengadukan pemerasan yang dialaminya ke Polresta Solo. Tim Resmob Polresta Solo lantas melakukan penyelidikan dan penyergapan terhadap komplotan pelaku.
Namun, komplotan itu melawan saat hendak ditangkap. Polisi akhirnya menembaki mobil itu, namun komplotan itu tetap kabur.
Bripda D yang berada di dalam mobil tertembak di bagian perut. Komplotan itu lantas meninggalkannya di sebuah rumah sakit di Boyolali.
Adanya pasien dengan luka tembak membuat pelarian itu terbongkar. Kini Polresta Solo berhasil menangkap semua pelaku.
(ahr/mbr)