Sejumlah fakta baru mulai bermunculan di balik kasus pembunuhan bidan Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) dan anaknya Muhammad Faeyza Alfarisqi (4) oleh Dony Christiawan Eko Wahyudi (31). Salah satunya dugaan penyiksaan Faeyza dalam kamar mandi kontrakan pelaku di Rembang, Jawa Tengah.
Belakangan terungkap, setelah Dony membawa Faeyza tinggal bersama istri sah dan anaknya di rumah kontrakannya di Dukuh Babrik, Desa Sumbergirang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, tetangga kerap mendengar suara anak kecil menangis dari kamar mandi.
Ketua RT 02/RW 01 Dukuh Babrik, Desa Sumbergirang, Sugiarto, mengatakan, warga yang tinggal berdekatan dengan rumah kontrakan Dony mengaku kerap mendengar suara kekerasan terhadap anak kecil tiap menjelang magrib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan ada tetangga yang rumahnya dekat dengan kamar mandi kontrakan pelaku. Tiap sore menjelang magrib itu (tetangga) sering mendengar suara kekerasan terhadap anak kecil saat mandi, anak itu menangis," ucap Sugiarto kepada detikJateng, Selasa (22/3/2022).
"Iya itu, pelaku ngakunya anak itu anak titipan dari pasiennya, waktu korban Faeyza pas tinggal disini sering main ke rumah warga bersama anak kandung pelaku juga," terangnya.
![]() |
"Warga tahunya anak itu kondisi fisiknya juga terlihat sehat dan normal seperti anak kecil pada umumnya. Warga tidak sempat melihat adanya tanda-tanda akibat kekerasan di anak itu," tutur Sugiarto.
Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan sadis ini berawal dari hubungan asmara Dony dan bidan Sweeetha. Keduanya bahkan telah bertunangan. Namun, Dony ternyata masih memiliki istri sah. Hal itu tak diketahui oleh Sweetha dan keluarga besarnya di Sleman, DIY.
Hingga akhirnya Sweetha menitipkan salah seorang anaknya, yakni Faeyza, kepada Dony. Oleh Dony, Faeyza justru dianiaya, disekap, dan dibiarkan kelaparan sampai tewas.
Dony kemudian membuang mayat Faeyza ke kolong Jembatan Susukan di Tol Semarang-Bawen KM 426. Jasad balita malang itu dibuang tanpa pakaian pada Minggu (20/2). Sebelumnya, jenazah Faeyza sempat disimpan dalam bagasi mobil Doni seharian.
"Motifnya, pertama, tega karena yang bersangkutan melihat anak tersebut nakal, ada sedikit proses pengobatan kepada anak. Itu motifnya," kata Direskrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandhani, Jumat (18/3).
(dil/sip)