Fakta Terbaru Pembunuhan Sadis Bidan Sweetha dan Anaknya di Semarang

Fakta Terbaru Pembunuhan Sadis Bidan Sweetha dan Anaknya di Semarang

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 22 Mar 2022 05:15 WIB
Rilis kasus pembunuhan ibu dan anak yang mayatnya dibuang di kolong tol Semarang, di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022).
Rilis kasus pembunuhan ibu dan anak yang mayatnya dibuang di kolong tol Semarang, di Mapolda Jateng, Jumat (18/3/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Solo - Bidan Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) dan anaknya Muhammad Faeyza Alfarisqi (4) tewas dibunuh Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) yang merupakan tunangan Sweetha. Polisi mengungkap fakta baru dari kasus pembunuhan yang mayatnya ditemukan di kolong Tol Semarang-Bawen, Jawa Tengah itu.

Kepada polisi, tersangka Dony mengaku sempat menyimpan jenazah Faeyza selama sehari di bagasi mobilnya. Baru kemudian jasad balita malang itu dibuang ke kolong tol.

"Dalam satu hari itu untuk putranya (bidan Sweetha) itu sempat satu hari ditaruh di bagasi belakang (mobil milik pelaku)," kata Direskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Djuhandhani Rahardjo, saat meminta keterangan keluarga korban di Sleman, Senin (21/3/2022).

"Dia membawa ke TKP pakai mobil dia sendiri, diangkut sendiri. Setelah itu dibuka semua bajunya, (korban) tidak pakai baju dibuang di KM 426, itu pada tanggal 20 Februari," sambung Djuhandani.

Mobil tersangka pelaku pembunuhan ibu dan anak yang mayatnya dibuang di kolong Tol Semarang-Bawen, Jumat (18/3/2022).Mobil tersangka pelaku pembunuhan ibu dan anak yang mayatnya dibuang di kolong Tol Semarang-Bawen, Jumat (18/3/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng

Djuhandani mengungkap korban Faeyza ternyata dibiarkan tewas kelaparan di rumah kontrakan pelaku di Rembang. Keterangan Dony yang semula menyebut korban Faeyza tewas di sebuah kos diakui tidak ada.

"Sementara tempat penyekapan dan penganiayaan sedang kami lakukan pemeriksaan dan analisa, menurut tersangka di rumahnya di Rembang, tapi sedang kita dalami," terang Djuhandani.

Fakta lain yang terungkap yakni kepada keluarga korban, Dony mengaku sudah bercerai dengan istrinya. Selain itu, pelaku Dony dinilai keluarga tidak menunjukkan tanda-tanda aneh sehingga keluarga korban tidak curiga sama sekali.

"Profesi pelaku sama-sama nakes dan ada memang kita ketahui ada hubungan asmara dan pelaku ini mengaku cerai sehingga pihak keluarga (korban) pun menerima," ungkap Djuhandani.

Dia melanjutkan pelaku kerap mengobati ibu korban di kala sakit. Selain itu, pelaku kerap mempertontonkan rasa sayangnya ke anak pertama korban. Sehingga saat anak kedua korban dibawa pelaku, pihak keluarga korban mempercayainya.

"Karena seperti ibu korban sakit itu dia yang mengobati juga. Kemudian pura-pura sering menyuapi anak yang pertama dan segala macem sehingga keluarga ini sangat percaya ketika itu (korban) diambil dibawa ke Rembang walaupun sebenarnya pengakuan dibawa ke Semarang," ungkapnya.

Akan tetapi, selama ikut tersangka ternyata korban Faeyza disekap dan disiksa. Faeyza tak pernah diberi makan oleh Dony hingga akhirnya meninggal dunia.

"Motifnya hasil pemeriksaan sementara karena tidak suka dengan anak ini sering rewel, nangis dan lain sebagainya. Sehingga dia menganiaya walaupun di belakang didapatkan setelah itu dia disekap tidak dikasih makan akhirnya meninggal," pungkas Djuhandani.


(ams/ams)


Hide Ads