Penjual Minyak Palsu di Kudus Diburu Polisi

Penjual Minyak Palsu di Kudus Diburu Polisi

Dian Utoro Aji - detikJateng
Kamis, 17 Feb 2022 11:55 WIB
Penampakan minyak goreng palsu yang beredar di Kudus.
Penampakan minyak goreng palsu di Kudus, Rabu (16/2/2022). Dian Utoro Aji/detikJateng
Kudus -

Warga Desa Cendono, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah tertipu minyak goreng palsu karena tergiur harganya lebih murah. Polisi pun memburu penjual minyak goreng palsu tersebut.

"Penjual kita buru kita lakukan penyelidikan," jelas Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David kepada wartawan ditemui di Mapolres Kudus, Kamis (17/2/2022).

David mengatakan polisi tengah melakukan penyelidikan terkait kasus minyak goreng palsu tersebut. Sejumlah saksi pun dimintai keterangan oleh polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk tindak lanjut sampai saat ini, kita lakukan penyelidikan di lapangan ya, untuk ungkap pelaku," terang David.

"Untuk saat ini sudah ada beberapa kita periksa saksi-saksi," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan untuk memastikan bahwa minyak goreng itu palsu masih didalami. Termasuk akan berkoordinasi dengan Labfor Polda Jateng.

"Dari anggota di lapangan palsu campuran, keseluruhannya, tapi untuk memastikan hal tersebut kita sudah berkoordinasi dengan Labfor Polda Jateng," terang David.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Cendono, Kecamatan Dawe, Kudus tertipu minyak goreng palsu. Mereka pun mengalami kerugian jutaan rupiah akibat kejadian tersebut.

Siti Mutaharor (45) warga RT 3 RW Desa Cendono mengaku belakangan ini kesulitan mendapatkan minyak goreng di pasaran. Dia pun mengaku mendapatkan tawaran dari penjual minyak goreng yang harganya lebih murah.

"Kalau di Kudus (pasaran) itu harganya Rp 18 ribu, ini Rp 16,5 ribu per kilo lebih murah harganya," jelas Siti kepada wartawan, Rabu (16/2).

Siti yang merupakan pengusaha kerupuk mengatakan karena harga lebih murah dan langka dia pun membeli sebanyak 21 jeriken minyak goreng. Puluhan jeriken itu dia beli dengan harga Rp 5 juta.

"Harganya (minyak goreng 21 jeriken) Rp 5,85 juta saya bayar Rp 5 juta, terus saya tuang ke sini, sisanya saya buang 20 jeriken yang palsu, ada satu jeriken yang asli," terang dia.

"Sekitar pukul 14.00 WIB ke sini bawa sampel, saya biasa saja karena orangnya baik, tidak tahu pas ngantar magrib sore gitu ya, drum mau tak cuci tidak boleh langsung ditaruh gitu ya. Tahunya kakak saya itu air bukan minyak, terus saya cek itu bukan minyak, saya buat goreng ya tidak bisa, itu dikasih sombo (pewarna) warna kuning," sambung Siti.




(rih/sip)


Hide Ads