Dalam budaya Jawa, perhitungan weton sering digunakan untuk menilai kecocokan pasangan yang akan menikah. Masyarakat percaya bahwa hasil perhitungan ini dapat memberikan gambaran mengenai watak, rezeki, dan potensi hambatan dalam rumah tangga. Namun, bagaimana jika weton pasangan ternyata tidak cocok?
Meskipun perhitungan weton menjadi pedoman yang penting, bukan berarti pernikahan harus dibatalkan. Bahkan, ada berbagai cara yang disarankan dalam primbon untuk mengatasi ketidakcocokan weton ini. Mulai dari menjalani prosesi ruwatan hingga langkah-langkah simbolis seperti menyembelih hewan atau mengubur benda di tanah.
Penasaran apa saja arti dari hasil perhitungan weton dan bagaimana cara menghadapinya? Simak penjelasan lengkapnya di sini, detikers!
Poin utamanya:
- Weton digunakan untuk menilai kecocokan pasangan dari segi watak dan rezeki.
- Jika weton tidak cocok, pernikahan tetap bisa dilanjutkan dengan prosesi ruwatan.
- Beberapa solusi seperti simbolis menyembelih hewan atau mengubur benda di tanah dapat membantu menetralisir efek negatif weton yang tidak cocok.
Perhitungan Weton untuk Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Masyarakat Jawa terbiasa melakukan perhitungan weton sebelum seorang pria dan wanita melangsungkan pernikahan. Pedoman yang dikenal dalam primbon ini dijadikan rujukan untuk melihat kecocokan pasangan dari segi watak, rezeki, dan kemungkinan hambatan dalam rumah tangga.
Berdasarkan penjelasan dalam Kitab Primbon Betalemur Adammakna tulisan Ny Siti Woerjan Soemadiyah Noeradyo, Kitab Primbon Jawa Serbaguna karya R Gunasasmita, serta Primbon Wanita oleh RIni Widayanti, perhitungannya dilakukan melalui penjumlahan neptu hari + neptu pasaran dari masing-masing calon pengantin. Setelah itu, jumlah neptu kedua calon dibagi dengan bilangan 7 atau 10.
Kedua metode (bagi 7 atau bagi 10) bisa digunakan. Tetapi, jika hasil pembagian memakai angka 10 menghasilkan sisa lebih dari 7, maka pembagian harus menggunakan angka 7. Misalnya, neptu keduanya berjumlah 28. Jika dibagi 10 akan bersisa 8 dan jika dibagi 7 tidak memiliki sisa. Ambillah pembagian yang memakai bilangan 7, karena di sini hanya kenal 7 bilangan.
Nilai Neptu Hari
- Sabtu = 9
- Minggu/Ahad = 5
- Senin = 4
- Selasa = 3
- Rabu = 7
- Kamis = 8
- Jumat = 6
Nilai Neptu Pasaran
- Pahing = 9
- Pon = 7
- Wage = 4
- Kliwon = 8
- Legi = 5
Contoh Perhitungan
- Pengantin wanita: Kamis Wage
- Kamis (8) + Wage (4) = 12
- Pengantin pria: Sabtu Wage
- Sabtu (9) + Wage (4) = 13
- Total neptu berdua = 12 + 13 = 25
- Selanjutnya, jumlah 25 dibagi dengan 7
- Sehingga 25 : 7 = 3 sisa 4
Lantas, apa artinya? Setiap perhitungan memiliki makna tersendiri yang menggambarkan kehidupan pernikahan pasangan tersebut. Berikut ini penjelasannya:
1. Wasesa Segara (sisa 1)
Pasangan yang masuk hasil ini digambarkan memiliki sifat luhur. Mereka mudah memaafkan, berlapang dada, dan memiliki wibawa. Rumah tangganya cenderung tenang karena keduanya mampu mengendalikan emosi dan menjaga hubungan dengan baik.
2. Tunggak Semi (sisa 2)
Kategori ini melambangkan kemakmuran. Pasangan berpotensi mendapatkan rezeki yang mengalir lancar dan kehidupan rumah tangga yang tidak kekurangan. Simbol 'tunggak semi' menggambarkan hal-hal yang terus tumbuh dan berkembang.
3. Satriya Wibawa (sisa 3)
Pasangan ini digambarkan memperoleh keluhuran dan kemuliaan dalam keluarga maupun masyarakat. Mereka dihormati karena sikapnya yang dewasa dan tegas. Rumah tangga pun cenderung harmonis.
4. Sumur Sinaba (sisa 4)
Kategori ini menunjukkan pasangan yang menjadi tempat bertanya. Mereka dianggap pintar, mampu memberi nasihat, dan bisa mengarahkan keluarga dengan baik. Simbol 'sumur' menggambarkan sumber ilmu yang bermanfaat.
5. Satriya Wirang (sisa 5)
Pasangan dengan hasil ini digambarkan menghadapi kesulitan seperti rasa malu atau kesedihan. Tantangan hidup mungkin lebih berat, dan rumah tangga diuji oleh berbagai kondisi yang menekan.
6. Bumi Kapetak (sisa 6)
Pasangan ini digambarkan memiliki hati yang mudah kalut, tetapi rajin bekerja dan tahan dalam kondisi sulit. Kehidupan mereka tidak mudah, namun ada keteguhan untuk bertahan dan selalu menjaga kebersihan serta keteraturan dalam keluarga.
7. Lebu Katiup Angin (sisa 7)
Kategori ini menggambarkan pasangan yang sering menghadapi keinginan tidak tercapai, pindah tempat tinggal, atau hidup yang kurang stabil. Simbol 'debu tertiup angin' menunjukkan kondisi yang mudah berubah dan tidak tetap.
Jika Weton Tidak Cocok Apakah Boleh Menikah?
Berdasarkan penjelasan dalam skripsi Petungan Weton dalam Kitab Primbon Betaljemur Adammakna Perspektif Tradisi Jawa karya Azza Maulidiyah (Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Jogja), hasil perhitungan weton memang dijadikan pedoman untuk berhati-hati sebelum menikah. Petungan ini digunakan untuk melihat watak pasangan, kelancaran rezeki, serta potensi marabahaya dalam kehidupan rumah tangga.
Jika hasil petungan menunjukkan ketidakcocokan, pernikahan tetap boleh berlanjut. Namun, ada catatan penting yaitu pasangan diharuskan menjalani prosesi ruwatan sebelum menikah. Ruwatan dipandang sebagai langkah pembersihan agar rumah tangga terhindar dari kesusahan dan malapetaka. Dengan kata lain, hasil petungan bukan untuk melarang, tetapi untuk memberi peringatan agar pasangan mengambil langkah pengaman sebelum memasuki babak hidup baru.
Namun, jika pasangan mengabaikan hasil petungan yang tidak cocok tanpa melakukan ruwatan, ada konsekuensi sosial yang disebutkan dalam tradisi. Mereka dapat menerima cemoohan, penolakan keluarga besar, bahkan dianggap membawa pesaka atau kesialan. Hal ini berkaitan dengan keyakinan masyarakat Jawa bahwa pernikahan adalah masa peralihan yang sangat krusial dan bersifat sakral, sehingga harus dipersiapkan dengan hati-hati dan mengikuti rambu-rambu petungan.
Bagaimana Solusi Jika Weton Tidak Cocok?
Seperti yang dijelaskan di atas, beberapa petung tertentu dipercaya membawa rintangan, seperti mudah bertengkar, rezeki seret, bahkan perceraian. Namun, primbon juga menyediakan jalan keluarnya. Berikut penangkal yang dijelaskan dalam skripsi Tradisi Gethok Dina Menjelang Pernikahan Perspektif Sosiologi Hukum karya Ferina Lutfiah (Fakultas Syariah UIN Purwokerto).
1. Satriya Wirang
"Satriya wirang, nandhang dukacipta, kawirangan, isarat panulake ngetokake getih, upamane mbeleh ayam."
Dalam petung ini, pasangan dianggap akan sering menghadapi kesedihan, rasa malu, atau masalah yang membuat hati tertekan. Untuk menetralisirnya, primbon menganjurkan tindakan simbolis berupa mengeluarkan darah hewan, biasanya dengan menyembelih ayam atau kambing.
Tindakan ini dipahami sebagai cara 'membuang' energi buruk agar tidak menempel di rumah tangga. Hewan menjadi lambang pengganti yang menampung kesialan, sehingga pasangan tidak perlu menanggung beratnya secara langsung.
2. Bumi Kapetak
"Bumi kapetak, petengan aten ananging taberi ing gawe, kuat nandhang lara lapa, resikan, isarat panulake mendhem lemah."
Bumi kapetak sering digambarkan membawa suasana gelap, kesulitan, atau perasaan berat dalam perjalanan rumah tangga. Namun, primbon memberikan solusi yang sangat sederhana, yaitu mengubur hasil petung ke dalam tanah (mendhem lemah).
Mengubur sesuatu ke tanah adalah tapi simbol bahwa segala beban dikembalikan kepada bumi. Tanah dianggap mampu menetralkan energi buruk dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih ringan. Setelah itu, keluarga diharapkan lebih kuat menghadapi cobaan dan lebih stabil dalam urusan rezeki maupun hubungan.
3. Lebu Katiup Angin
"Lebu katiup angin, nandhang papa cintraka, kabeh karepe ora dadi, kerep malih omah isarat panulake ngabul-abul lemah."
Petung lebu katiup angin menggambarkan keadaan hidup yang mudah goyah, rencana sering gagal, atau keluarga mudah berpindah tempat karena keadaan. Energinya diibaratkan seperti debu yang tertiup angin, yaitu tidak stabil dan tidak punya pegangan.
Untuk mengurangi efek buruknya, primbon menyarankan langkah mengaduk tanah secara sporadis (ngabul-abul lemah). Tindakan ini adalah simbol penting, pasangan diingatkan untuk tidak ikut 'terbawa angin', tidak mudah terpengaruh masalah luar, dan harus memperkuat pondasi rumah tangga.
Jangan biarkan perhitungan weton membuatmu ragu. Jika hasilnya tidak cocok, ketahuilah bahwa masih ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperlancar perjalanan pernikahanmu. Lakukan dengan hati-hati dan pastikan prosesi yang dilakukan sesuai dengan tradisi agar rumah tangga yang terbentuk tetap harmonis. Semoga bermanfaat, detikers!
Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"
(sto/afn)