Potret Warga Boyolali Makan Bersama di Kuburan Saat Sadranan Mulud

Potret Warga Boyolali Makan Bersama di Kuburan Saat Sadranan Mulud

Jarmaji - detikJateng
Sabtu, 06 Sep 2025 17:33 WIB
Ratusan warga mengikuti tradisi sadranan di pemakaman umum Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Sabtu (6/9/2025).
Ratusan warga mengikuti tradisi sadranan di pemakaman umum Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Sabtu (6/9/2025). (Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Ratusan warga di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali mengikuti tradisi nyadran atau sadranan di bulan Mulud. Sadranan bertepatan dengan Maulud Nabi Muhammad SAW ini merupakan tradisi untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia.

"Sadranan ini merupakan tradisi tahunan yang sudah dilaksanakan sejak zaman nenek moyang kami di desa ini. Dan secara turun temurun terus dilaksanakan warga sampai sekarang ini," kata tokoh masyarakat setempat, Jaman, disela-sela acara Sabtu (6/9/2025).

Sadranan ini dilaksanakan di pemakaman umum Dukuh Mlambong, Desa Sruni. Diikuti warga di lingkup RW 04 dan RW 05 Desa Sruni dan sekitarnya, maupun warga daerah lain yang memiliki leluhur dan dimakamkan di pesarean tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi ini diawali dengan bubak atau bersih-bersih makam yang dilaksanakan sehari sebelumnya atau Sabtu (5/9) kemarin. Kemudian hari ini tadi dilaksanakan sadranan.

Dengan membawa tenong maupun rinjing berisi beraneka makanan, warga berbondong-bondong ke pemakaman umum tersebut. Mereka berasal dari 6 RT di lingkup RW 04 serta beberapa RT di RW 05 Desa Sruni. Juga diikuti para warga dari berbagai daerah lain yang memiliki leluhur yang dimakamkan di tempat ini. Tak hanya warga yang sudah dewasa, anak-anak pun ikut, laki-laki dan perempuan.

ADVERTISEMENT

Kenduri sadranan diawali dengan pembacaan dzikir tahlil dan pembacaan surat Yasin yang dipimpin pemuka agama setempat. Setelah doa bersama, kemudian dilanjutkan makan bersama-sama. Warga juga saling berbagi makanan yang dibawanya.

"Ini juga sebagai wujud rasa syukur kami kepada Allah SWT, atas limpahan rezeki kepada kita semua. Juga untuk melestarikan tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun ini," imbuh ketua RW 04 Desa Sruni ini.

Pemuka agama setempat, Ngateman, menambahkan tradisi sadranan ini diantaranya untuk mendoakan para leluhur dan sanak keluarganya yang telah meninggal dunia. Selain itu, dengan sedekah kenduri sadranan ini juga sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rezeki dan kesehatan.

"Semoga dengan sedekah kenduri sadranan ini, hasil panen pertanian warga semakin baik," imbuhnya.

Di Dukuh Mlambong, Desa Sruni yang berada di kawasan lereng Gunung Merapi sisi timur ini, tradisi nyadran atau sadranan berlangsung dua kali dalam setahun. Selain di bulan Mulud, juga di laksanakan bulan Ruwah, menjelang bulan Ramadhan.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads