Meriahnya Tradisi Jolenan di Somongari Purworejo

Meriahnya Tradisi Jolenan di Somongari Purworejo

Rinto Heksantoro - detikJateng
Selasa, 05 Agu 2025 15:50 WIB
Tradisi Jolenan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Selasa (5/8/2025).
Tradisi Jolenan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Selasa (5/8/2025). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng
Purworejo -

Warga Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, hari ini menggelar Festival Jolenan. Tradisi yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda itu hingga kini masih dilestarikan dan selalu digelar meriah.

Sebanyak 43 gunungan yang terbuat dari ancak bambu berisikan hasil bumi diarak dalam Festival Jolenan yang digelar warga Desa Somongari pada Selasa (5/8/2025) siang. Gunungan yang disebut jolen itu diarak keliling kampung sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan.

Sebelum diarak keliling kampung, jolen dari seluruh pedukuhan dikumpulkan di halaman balai desa. Jolen terbuat dari bambu berbentuk piramida yang di dalamnya terdapat aneka makanan seperti tumpeng, ambeng, sayuran, tempe bacem, ayam panggang, dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tradisi Jolenan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Selasa (5/8/2025).Tradisi Jolenan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Selasa (5/8/2025). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Di bagian luar jolen terdapat aneka gorengan seperti ledre, rengginang, kerupuk, geblek, dan lain sebagainya. Sedangkan di bagian puncak ditancapkan aneka buah-buahan.

Setelah diarak, jolen kemudian diletakkan di halaman Pesarean Eyang Kedhono-Kedhini yang tak jauh dari balai desa untuk ritual kenduri dan doa bersama. Jolen kemudian diperebutkan oleh pengunjung yang ingin ngalap berkah.

ADVERTISEMENT

"Jolen itu adalah hasil bumi masyarakat Somongari bentuknya gunungan yang di dalamnya juga ada semacam sesaji yang untuk kenduri bareng-bareng di sini. Jumlah ada 43 jolen dikirab keliling desa," kata Sekdes Somongari, Dwi Anggoro saat ditemui detikJateng usai acara.

Dwi Anggoro menjelaskan, festival ini diselenggarakan setiap 2 tahun sekali, pada setiap hari Selasa wage bulan Sapar tahun Jawa. Tradisi yang sering disebut Saparan itu sendiri sudah berlangsung secara turun temurun, bahkan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Jolenan sendiri berasal dari kata jolen yang bermakna 'Ojo Kelalen' atau 'Ojo Lali' yang artinya tidak boleh lupa. Makna tidak boleh lupa di sini adalah masyarakat harus selalu ingat dengan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rezeki berupa hasil bumi di antaranya manggis, durian, cengkih, palawija serta lainnya untuk kesejahteraan masyarakat Desa Somongari.

"Kita eventnya ini sudah ada sejak zaman kolonial. Yang jelas Jolenan ini dilaksanakan setiap 2 tahun sekali di Bulan Sapar harinya itu Selasa Wage," jelasnya.

Terletak di gugusan perbukitan Menoreh dan berjarak sekitar 12 km arah tenggara dari Kota Purworejo, Somongari merupakan desa kelahiran Sang Komponis Indonesia Raya, WR Soepratman. Desa wisata ini juga mempunyai potensi lain seperti Curug Silangit, Memorial House WR Soepratman, hingga wisata agro Manggis dan Durian.

Puncak dari tradisi jolenan akan diakhiri dengan pentas seni tayub yang digelar sejak sore hingga dini hari. Ritual budaya itu selalu dipadati ribuan pengunjung tidak hanya dari daerah Purworejo saja bahkan dari luar daerah.

Karena hanya ada di Somongari, tradisi unik tersebut ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2016. Diharapkan, jolenan bisa terus rutin dilaksanakan dan akan tetap lestari dari waktu ke waktu.

"Harapan ke depannya ini menjadi hal yang immortal atau abadi karena saya dulu yang hanya nonton sekarang menjadi bagian dari festival jolenan itu sendiri ya harapannya nanti sampai anak cucu saya jangan sampai habis terus menerus dan tetap memegang teguh untuk pakem dan kekhidmatannya," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung Tini Utami (37) mengaku senang bisa ikut menyaksikan sekaligus berebut jolenan untuk ngalap berkah. Ia percaya, makanan kecil serta apa pun yang didapat dari jolen akan membawa berkah tersendiri.

"Ini dapat sayur sama kerupuk. Semoga berkah, hasil panen melimpah," ucapnya.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads