Garebek Lowano, Wujud Syukur dan Tolak Bala Warga Purworejo

Garebek Lowano, Wujud Syukur dan Tolak Bala Warga Purworejo

Rinto Heksantoro - detikJateng
Minggu, 27 Jul 2025 18:34 WIB
Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore.
Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng.
Purworejo -

Warga Desa Loano, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menggelar tradisi Garebek Lowano. Tradisi bersih desa yang digelar setiap tiga tahun sekali ini merupakan wujud syukur sekaligus sebagai tolak bala.

Garebek Lowano digelar pada Minggu (27/7/2025). Acara ini merupakan puncak dari ritual bersih desa yang terdiri dari berbagai rangkaian kegiatan. Selain sebagai wujud syukur, ritual ini juga bertujuan untuk menolak bala atau mara bahaya yang bisa mengancam keselamatan desa.

Sebelum adanya bersih desa, warga sering mengalami gagal panen hingga terserang penyakit. Namun setelah warga menggelar doa bersama dan beberapa ritual bersih desa untuk menghilangkan sukerta atau mara bahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan bersih desa adalah sebagai rasa syukur kita yang telah diberikan kesehatan, rejeki, dan segala sesuatunya. Juga bisa merawat bumi dan para leluhur yang telah memberikan kita peninggalan," kata Kepala Desa Loano, Sutanto, saat ditemui detikjateng di lokasi, Minggu (27/7/2025) sore.

"Justru itu pada waktu kita belum melakukan ritual seperti ini para petani sulit panen karena tidak pernah bersyukur dan bumi ini kan perlu dirawat, tolak bala juga bagaimana petaninya biar aman. Alhamdulillah sejak diadakan ritual desa GarebeK Lowano ini, tidak hanya desa Lowano tapi sekitarnya ikut merasakan," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore.Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Sutanto menjelaskan, ritual bersih desa sendiri diawali dengan berbagai kegiatan termasuk doa bersama, pengajian, ritual pemeliharaan mata air hingga arak-arakan. Dalam arak-arakan, warga yang membawa gunungan dan ancak berisi berbagai macam hasil bumi termasuk satu ekor kambing guling yang nantinya diperebutkan warga setelah didoakan di penghujung acara. Arak-arakan itu berangkat dari kantor Balai Desa Lowano dan berakhir di halaman Masjid Al Iman Sunan Geseng.

"Dimulai rangkaian mulai 10 Juli, ada umbul donga, tandang pawiyatan, pemasangan umbul-umbul, pengajian, ritual petik tirta, boyong pusaka, dan hari ini Garebek Lowano puncak bersih desa. Ini bukan karnaval bukan pawai tapi ini adalah ritual desa. Ini dilaksanakan setiap 3 tahun sekali," jelasnya.

Tradisi tersebut, sudah ada sejak tahun 1942. Garebek Lowano sendiri adalah acara mengumpulkan seluruh warga yang membawa material kenduri untuk kemudian didoakan bersama di Masjid Sunan Geseng. Mereka bawa hasil bumi dan tumpengan lengkap sayur lauk pauknya sebagai bentuk sedekah.

Ia pun berharap agar tradisi ini bisa terus lestari secara turun temurun. Garebek Lowano juga merupakan tradisi pengingat sejarah bagi warga.

"Kita ingin mengetahui jati diri Lowano, kedua kita akan mengungkap sejarah karena cikal bakal Purworejo adalah Lowano, salah satu kadipaten di Purworejo adalah Lowano. Kalau tidak ada yang peduli maka masyarakat akan lupa sejarah. Kita kemas dengan budaya ini sehingga masyarakat tahu," sebutnya.

Tahun ini, acara Garebek Lowano dikemas agak berbeda dari biasanya karena juga dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai. Hal ini dilakukan lantaran menurut sejarah, anak dari pendiri Desa Lowano, Gagak Pranolo yakni Raden Rara Sindip menikah dengan saudagar asal Cina yakni Tan Tin Gwat.

Untuk menjaga nilai akulturasi budaya Jawa dan Cina yang sudah ada, maka keturunan dari Raden Rara Sindip Tan Tin Gwat ikut hadir untuk meramaikan garebek. Mereka menghibur warga dengan pertunjukan barongsai.

Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore.Wujud Syukur dan Tolak Bala, Warga Purworejo Gelar Garebek Lowano, Minggu (27/7/2025) sore. Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng

Ribuan warga yang hadir pun antusias menyaksikan jalannya ritual dari awal hingga akhir. Gunungan yang berisi berbagai macam hasil bumi serta nasi tumpeng lengkap dengan sayur dan lauk pauk kemudian diperebutkan oleh warga setelah didoakan sesepuh desa. Warga percaya, dengan ikut berebut warga akan mendapatkan berkah sendiri.

Salah satu warga, Tri Mulyani (45) mengaku senang bisa ikut nimbrung dalam acara itu dan ikut rebutan dengan pengunjung lain. Ia sendiri sudah tiga tahun menantikan moment itu.

"Ini ikut rebutan sampe jatuh-jatuh, ngalap berkah. Seneng banget, dapat sayuran dapat buah, macem-macem lah ini udah nunggu tiga tahun baru ada lagi ini, ramai ikut rebutan biar dapat berkahnya," ucap Tri Mulyani.




(apl/apl)


Hide Ads