Fenomena Kostum Jadul di Konser OM Lorenza, Wayahe Wong Lawas Tampil

Fenomena Kostum Jadul di Konser OM Lorenza, Wayahe Wong Lawas Tampil

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Minggu, 16 Feb 2025 13:10 WIB
Aksi panggung OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam.
Aksi panggung OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Sukoharjo -

Acara malam midodareni di rumah warga Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo mendadak berubah bak konser musik. Acara yang seharusnya hanya mengumpulkan warga sekitar sebelum hari resepsi, justru banyak didatangi masyarakat dari berbagai daerah.

Mereka datang bukan untuk menghadiri acara malam midodareni, namun hanya untuk menikmati orkes dangdut OM Lorenza yang diundang pemilik hajatan untuk acara hiburan, Rabu (12/2/2025) malam. Ya, mereka adalah fans OM Lorenza.

Dengan mengenakan setelan pakaian jadul dan berbagai aksesoris seperti rambut palsu arfo, ban bekas, radio tape jadul, senter jadul, dan sebagainya, mereka menunggu di luar tempat midodareni sampai OM Lorenza hadir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekira pukul 20.30 WIB, OM Lorenza mulai memainkan musik dangdut lawas. Ratusan fans yang menunggu sontak langsung berjoget riang gembira. Setelah jalan beberapa lagu, warga setempat kemudian mempersilahkan fans untuk bisa mendekat ke panggung.

Alhasil, acara malam midodareni itu mendadak menjadi konser musik dangdut. Fans yang datang tidak hanya memadati depan dan samping panggung, bahkan mengular hingga radius beberapa puluh meter dari lokasi hajatan.

ADVERTISEMENT

Masyarakat dari usia tua hingga remaja melebur menjadi satu menikmati alunan musik OM Lorenza. Tak hanya mengenakan pakaian jadul, ada fans yang mengenakan kostum batman sambil membawa radio jadul. Dia adalah Agus Widanarko (45) asal Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Agus mengatakan, dia sudah beberapa kali mendatangi konser OM Lorenza di berbagai tempat dengan setelan busana jadul. Namun khusus malam itu, ia ingin tampil beda.

"Saya memang suka dengan tren busana jadul, sejak 2003. Saat itu, momen musiknya seperti Naif dan The Beatles. Lalu acara seperti itu sempat vakum, dan ini bangkit lagi di genre musik dangdut," kata Agus kepada detikJateng, Rabu (12/2/2025).

Menurutnya, pakaian jadul ini membangkitkan memori semasa ia masih kecil. Kenangan indah masa lalu langsung terlintas di benaknya saat mengenakan kostum jadul. Terlebih, musik OM Lorenza yang mengangkat lagu tempo dulu.

Agus larut dalam kenangan masa lalu, sambil berjoget menikmati alunan musik yang dibawakan OM Lorenza. Meski tidak semua lagu ia tahu dan hafal, namun dia tetap menikmatinya.

"OM Lorenza menggugah fenomena jadul ini dalam wujud dangdut, dan itu lebih menarik. Sehingga bisa dinikmati masyarakat luas dan fenomenanya luar biasa seperti saat ini. Ya sesuai tagline-nya teman-teman fans OM Lorenza, wayahe wong lawas tampil," ucapnya.

Fenomena pakaian jadul di konser OM Lorenza ini dipelopori oleh Waliyadi alias Glempo warga Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto. Dia sudah menikmati musik jadul OM Lorenza sebelum booming seperti saat ini.

"Dulu saya yang pertama berjoget saat latihan, hanya saya sendiri. Sempat mau berhenti, tapi tidak diizinkan," kata Waliyadi.

Karena semakin menikmati alunan musik jadul yang dibawakan OM Lorenza, Waliyadi lalu mendapatkan inspirasi mengenakan pakaian jadul. Awalnya ia masih malu-malu, namun saat ini justru diikuti banyak orang.

"OM Lorenza menghibur masyarakat tanpa ada keributan dan saya ingin mengenang masa lalu lewat musik ini," ucapnya.

Ditemui terpisah, Manajer OM Lorenza, Murjiyanto mengatakan pakaian jadul sudah menjadi aturan tidak tertulis bagi fans yang datang untuk menikmati musik OM Lorenza.

Fenomena itu murni datang dari penggemar. Bahkan Murjiyanto sendiri tidak bisa menelaah fenomena yang terjadi.

"Itu (menggunakan pakaian jadul) kemauan fans yang senang lagu lama. Dia sering joget dan inisiatif pakai pakaian jadul. Pertama dia memakai pakaian jadul malu, tapi sekarang seperti kayak wajib pakai pakaian jadul saat menonton OM Lorenza. Orang beranggapan seperti itu, padahal itu tidak ada aturan, saya juga tidak tahu bisa seperti itu," kata Murjiyanto saat ditemui di basecamp OM Lorenza di Desa Ngemul, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Selasa (11/2/2025).

Awal kemunculan OM Lorenza dengan format musik dangdut jadul ini, diakui Murjiyanto baru dinikmati segelintir orang. Namun musik yang mereka bawakan dapat diterima masyarakat luas dari berbagai kalangan usia dan latar belakang.

Sekarang, banyak generasi muda yang datang ke konser OM Lorenza. Dia mengatakan, banyak fansnya yang tidak tahu lagu-lagu yang dibawakan, namun mereka tetap menikmatinya.

Aksi para fans yang totalitas ini menjadi cerita unik bagi Murjiyanto. Dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para fans.

"Waktu awal-awal saya heran melihat fans berpakaian aneh-aneh, bahkan ada yang membawa ban, radio jadul, angkat kompresor, padahal tidak ada yang menggerakkan. Kita bahkan sampai ketawa sendiri, malam-malam bapak-bapak datang nonton OM Lorenza pakai dasi, sepatu, kan di luar akal sehat. Malam-malam kan harusnya tidur. Tapi saya apresiasi, sangat luar biasa," pungkasnya.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads