Kisah OM Lorenza Sukoharjo, Orkes Dangdut Jadul Jebolan THR Sriwedari

Kisah OM Lorenza Sukoharjo, Orkes Dangdut Jadul Jebolan THR Sriwedari

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Minggu, 16 Feb 2025 09:05 WIB
Aksi panggung OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam.
Aksi panggung OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Sukoharjo -

Video konser Orkes Melayu (OM) Lorenza yang membawakan dangdut jadul menjadi viral belakangan ini. Penontonnya pun kompak berkostum era 70'an. Berikut kisah OM Lorenza asal Sukoharjo, jebolan dari Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo.

Dalam potongan video yang berseliweran, terlihat penampilan OM Lorenza selalu dikerumuni penonton berkostum jadul seperti celana cutbray, sepatu pantofel, kemeja bermotif lawas, hingga sarung. Ada juga penonton yang memakai rambut keriting palsu, bahkan juga membawa radio, senter, hingga ban bekas.

Lagu-lagu yang dibawakan OM Lorenza juga mengalun datar tanpa hentakan ketipung khas dangdut koplo. Orkes yang sedang naik daun ini memang banyak membawakan lagu-lagu dangdut era tahun 1970-1980'an secara orisinal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi panggung OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam.Penonton OM Lorenza di Desa Kenokorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (12/2/2025) malam. Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng

Basecamp Om Lorenza di Desa Ngemul, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, kini juga sering dikunjungi masyarakat. Mereka datang untuk sekadar berswafoto hingga berbincang dengan manajer OM Lorenza.

Manajer OM Lorenza, Murjiyanto, mengatakan orkes ini didirikan pada 2007 oleh Budi Aeromax. Awalnya OM Lorenza membawakan lagu-lagu umum termasuk dangdut koplo. Dulu mereka biasa manggung di THR Sriwedari.

ADVERTISEMENT

"Om Lorenza dari tahun 2007. Di Orkes Sriwedari dulu dapat jadwal sebulan sekali. Dulu semua lagu kita mainkan, koplo dan sebagainya," kata Murjiyanto saat ditemui di basecamp OM Lorenza, Selasa (11/2/2025).

Tidak ada yang mencolok dari awal kemunculan OM Lorenza. Mereka sering manggung dari satu tempat ke tempat yang lain dan juga sempat vakum. Saat masih aktif di THR Sriwedari, personel OM Lorenza sering bongkar pasang.

"Di Sriwedari personelnya lain (dari personel yang sekarang). Dulu suka bongkar pasang, karena lagu yang dibawakan bisa kanibal karena materi lagu sama," ujar Murjiyanto.

Pada 2012, Budi Aeromax memutuskan rehat dari kepengurusan OM Lorenza lalu diambil alih oleh Murjiyanto. Jadwal manggung di THR Sriwedari terus berlanjut. Setelah THR ditutup pada 2017, OM Lorenza mengandalkan panggung-panggung yang menyewa mereka.

Pada masa pandemi COVID-19, OM Lorenza sempat mati suri karena saat itu ada aturan ketat soal penyelenggaraan panggung hiburan.

Kebangkitan Lorenza

Karena tidak bisa manggung selama pandemi, sejumlah personel Lorenza seperti Agus, Ibek, Jayus, dan sejumlah personel lainnya, iseng-iseng nongkrong sambil gadon atau jamming. Mereka sering berkumpul karena rumahnya berdekatan dan sama-sama hobi memainkan musik jadul.

Murjiyanto mengatakan saat itu mereka hanya berkumpul mengisi waktu sambil menyalurkan hobi bermusik. Belum ada niat untuk serius menggarap musik jadul.

"Basic-nya memang seniman semua, seniman campursari tapi seleranya dangdut. Karena pandemi, segala lini musik dihentikan. Kita gadon (jamming) dan membawakan lagu-lagu jadul, karena kita cintanya memang lagu-lagu jadul. Saat kita bermain tidak ada tuntutan dari siapa-siapa, kita bermain sendiri, dan memainkan apa yang kita senang saja," ucapnya.

Singkat cerita, gadon atau jamming musik OM Lorenza itu direkam dan videonya beredar di Facebook. Ternyata banyak netizen yang jadi penggemarnya. Setelah pandemi berangsur reda, OM Lorenza mulai mengisi acara panggung-panggung kecil seperti acara 17-an.

"Saat itu kita cuma dibayar rokok, dikasih makanan-minuman, kalau duit paling Rp 50 ribu. Sebenarnya kita beli rokok juga mampu, tapi kita cuma mengisi waktu luang," kata Murjiyanto.

Dari panggung ke panggung itu, Murjiyanto mencermati bahwa musik jadul yang dibawakan OM Lorenza ternyata juga bisa diterima penonton di tengah maraknya dangdut koplo. Seiring waktu berjalan, penggemar mereka semakin banyak.

Konsep baru OM Lorenza kemudian dimatangkan dengan menambah personel pemain keyboard, drum, dan suling. Hingga terbentuklah formasi OM Lorenza yang sekarang ini dengan 10 pemain alat musik, 4 vokalis, dan 1 MC.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Personel OM Lorenza sekarang yaitu Winda Exa, Dewi Satria, Etik Mehong, dan Titin Defani sebagai vokalis, dan Joko sebagai MC. Kemudian Parno (keyboard 1), Supri (keyboard 2), Agus (gitar melodi), Adek (gitar), Gento (suling), Ibek (bass), Jayus (mandolin), Yuni (kendang), dan Tomi (drum).

"Om Lorenza asli Sukoharjo, musisinya ada yang orang Bendosari, Grogol, Polokarto, ya sekitar sini lah," ujar Murjiyanto.

"Personelnya pakem, karena tidak bisa instan kalau ganti (personel), karena lagunya tidak pasaran dan tidak semua orang bisa mempelajari. Kalau ada (personel) yang tidak bisa, jauh-jauh hari harus sudah bilang supaya kita bisa siapkan. Jadi harus tahu dan selera dengan musiknya itu. Kalau kita mencintai dulu akan lebih mudah, bukan sekedar mencari uang.

Dalam kita membawakan lagu itu kita juga merasakan senang juga," sambung dia.

Sejak Agustus 2023, OM Lorenza mulai kebanjiran tawaran manggung di acara pernikahan, panggung hiburan rakyat, hingga tampil di acara perusahaan atau acara pemerintahan di berbagai daerah.

Dalam bermusik, OM Lorenza menjaga orisinalitas. Mereka akan membawakan lagu semirip mungkin dengan versi aslinya. Selain itu, tidak semua lagu jadul dibawakan, hanya musik dengan genre dangdut.

"Harus orisinal. Kita berusaha tidak neko-neko dan apa adanya. Ada pakemnya dalam musik, jadi kita sesuaikan seperti orisinalnya. Karena penikmat juga tahu, jadi dari awal hingga akhir harus sama," ucap Murjiyanto.

"Genrenya kita tidak saklek, yang penting lagu keluaran tahun 70-80'an khusus dangdut. Request ada juga. Kalau (ada permintaan) lagu baru, kita sampaikan dengan hormat, kami seputaran lagu jadul saja," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads