4 Kerajaan Buddha di Indonesia dan Raja-rajanya

4 Kerajaan Buddha di Indonesia dan Raja-rajanya

Aqila Cikal Ariyanto - detikJateng
Senin, 18 Nov 2024 15:50 WIB
Candi Borobudur
Candi Borobudur peninggalan kerajaan Buddha di Indonesia. (Foto: Freepik/wirestock)
Solo -

Kerajaan-kerajaan zaman dahulu, membawa banyak pengaruh terhadap perkembangan budaya di Indonesia. Terdapat beberapa kerajaan besar yang tercatat dalam Sejarah.

Di Indonesia terdapat kerajaan dengan menganut kepercayaan yang berbeda-beda: Kerajaan Hindu, Kerajaan Buddha, dan Kerajaan Islam. Salah satu di antara Kerajaan Buddha di Indonesia meninggalkan jejak berupa candi besar yang megah, yang merupakan destinasi wisata di daerah Jawa Tengah, yakni, Candi Borobudur. Dalam catatan Modul Sejarah Indonesia oleh Dra. Veni Rosfenti M.Pd yang diterbitkan oleh Kemendikbud, persebaran agama Buddha di Nusantara, dipengaruhi oleh rute pelayaran dagang.

Di sepanjang jalur pelayaran tersebut, terjadi perdagangan dan pertukaran budaya. Ini merupakan salah satu proses penyebaran agama. Dikutip dari modul tersebut, laman Sampoerna Academy, dan laman Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, berikut ini adalah sejarah dan raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Buddha di Indonesia!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Singkat dan Para Raja Kerajaan Buddha di Indonesia

1. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang, dengan corak Kerajaan Maritim. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M, merupakan Kerajaan Buddha pertama di Indonesia. Sering berpindah-pindah pusat kekuasaan, merupakan bukti kerajaan yang berkuasa pada zamannya. Wilayah kekuasaannya meliputi, Pulau Sumatra, Semenanjung Malaya, hingga Thailand.

Awalnya, Sriwijaya hanyalah Kerajaan kecil, setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang, berhasil memperluas wilayah dan berkembang menjadi Kerajaan besar. Letaknya yang stragetis di jalur perdagangan China dan India, merupakan salah satu faktor yang mendorong Kerajaan Sriwijaya besar.

ADVERTISEMENT

Sriwijaya berkembang hingga abad ke-13. Faktor alam, ekonomi, dan militer, menjadi penyebab kemunduran dari Kerajaan ini. Adapun raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Sriwijaya antara lain:

  • Dapunta Hyang Sri Jayanasa (abad ke-7 M)
  • Samaragrawira (abad ke-8 M)
  • Dharanindra (abad ke-8 M)
  • Samaratungga (abad ke-9 M)
  • Balaputradewa (abad ke-9 M)
  • Sri Wijaya Maharaja (abad ke-10 M)
  • Sri Cudamani Warmadewa (abad ke-11 M)
  • Kertanegara (abad ke-12 M)

2. Kerajaan Mataram Kuno (Medang)

Kerajaan Mataram Kuno terletak di pedalaman Jawa Tengah, di sekitar daerah yang dialiri sungai. Pada awalnya, kerajaan ini bercorak Hindu. Sejak dipimpin oleh Raja Sailendrawangsa, Kerajaan Mataram Kuno berubah menjadi Kerajaan Buddha. Pusat pemerintahannya diperkirakan di daerah Yogyakarta atau sekitar daerah Kedu.

Masyarakat Mataram Kuno terbilang maju dalam hal budaya. Terbukti dengan adanya candi besar dan termasyur, Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Akibat serangan Kerajaan Sriwijaya pada 1000-an M, Kerajaan Mataram Kuno Runtuh, dengan Dharmawangsa Teguh sebagai raja terakhir.

Berikut ini raja-raja yang memimpin Mataram Kuno:

Dinasti Sanjaya (Hindu)

  • Raja Sanjaya (732-760 M): Pendiri Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah dari Mataram (Medang).
  • Rakai Panangkaran (760-780 M): Putra Sanjaya yang memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Tengah bagian selatan.
  • Rakai Panunggalan/Dharmatungga (780-800 M): Putra Rakai Panangkaran yang berhasil membangun kembali Candi Prambanan.
  • Rakai Warak/Indra (Syailendra) (800-820 M): Menantu Rakai Panangkaran yang membangun Candi Borobudur.

Dinasti Syailendra (Buddha)

  • Rakai Pikatan (840-856 M): Menantu Rakai Garung yang berhasil menyatukan kembali kedua dinasti.
  • Rakai Kayuwangi (856-882 M): Putra Rakai Pikatan yang membangun Candi Lumbung dan Ngabean.
  • Rakai Watukura Dyah Balitung (882-898 M): Putra Rakai Kayuwangi yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno mencapai masa kejayaan.

Dinasti Isyana (Hindu)

  • Mpu Sindok (929-947 M): Raja yang memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur dan membangun Candi Dinoyo dan Jawi.
  • Sri Lokapala dan Ratu Sri Isanatunggawijaya (sejak 947 M): Anak dan menantu Mpu Sindok.
  • Makutawangsawardhana (hingga 985 M): Cucu Mpu Sindok.
  • Dharmawangsa Teguh (985-1007 M): Putra Makutawangsawardhana yang memimpin Kerajaan Mataram Kuno hingga keruntuhannya.

3. Kerajaan Kalingga

Mengutip dari laman Sampoerna Academy, Kerajaan Kalingga juga disebut sebagai Kerajaan Holing. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-6, oleh seorang pelarian India setelah kerajaan di negaranya hancur. Letak Kerajaan ini berada di sebelah utara Gunung Muria, tepatnya di Kabupaten Jepara.

Kerajaan ini merupakan Kerajaan Buddha pertama di Pulau Jawa. Merupakan salah satu kerajaan yang dipimpin oleh seorang ratu Bernama Ratu Shima. Pada kepemimpinannya lah Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaannya.

Kerajaan Kalingga tidak bertahan lama, pada tahun 782 M, berhasil ditaklukan oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran dari Medang. Berikut ini raja yang telah memimpin Kalingga:

  • Prabu Wasumurti (594-605 M)
  • Prabu Wasugeni (605-632 M)
  • Prabu Wasudewa (632-652 M)
  • Prabu Kiratasingha (632-648 M)
  • Prabu Wasukawi (652 M)
  • Prabu Kartikeyasingha (648-674 M)
  • Ratu Shima (674-695 M)

4. Kerajaan Dharmasraya

Mengutip penelitian berjudul Penelusuran Keberadaan Kerajaan Dharmasraya di Kabupaten Sawah Lunto Sumatera Barat oleh Ida Bagus Sapta Jaya dkk dari Universitas Udayana, Kerajaan Dharmasraya merupakan Kerajaan Melayu di Sumatra yang bercorak Buddha. Setelah melemahnya kemaharajaan Sriwijaya, pada abad ke-11 sampai 12 M, nama kerajaan ini muncul.

Kerajaan Dharmasraya adalah penerus Kerajaan Melayu, yang pernah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Setelah kekuasaan Wangsa Sailendra di Pulau Sumatra dan Semenanjung Malaya berakhir, Melayu bangkit kembali sebagai penguasa Selat Malaka. Berikut ini nama raja yang pernah memimpin:

  • Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183-1286 M)
  • Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa (1286-1316 M)
  • Srimat Sri Akarendrawarman (1316-1347 M)
  • Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa (Adityawarman)

Itu tadi sejarah dan raja-raja dari Kerajaan Buddha yang ada di Indonesia. Semoga membantu!

Artikel ini ditulis oleh Aqila Cikal Ariyanto, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads