Solo Juga Punya Galeri, Pameran atau Pesan Lukisan Bisa ke Sini

Solo Juga Punya Galeri, Pameran atau Pesan Lukisan Bisa ke Sini

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Sabtu, 14 Sep 2024 13:28 WIB
Natur Gallery di Jalan Cocak I No 17C, Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, Kamis (12/9/2024).
Natur Gallery di Jalan Cocak I No 17C, Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, Kamis (12/9/2024). Foto: Ardian Dwi Kurnia
Solo -

Rumah berarsitektur jengki era tahun 1960-an di Jalan Cocak I Nomor 17 C, Mangkubumen, Banjarsari, Solo, itu bertulisan Natur Gallery di tembok pagarnya. Rumah bekas tempat industri batik itu kini jadi tujuan para pelukis di Solo Raya untuk menampilkan karya mereka.

Galeri seni rupa ini dibuka sejak Juni 2023 oleh pecinta lukisan bernama Bambang Natur Rahadi. Saat detikJateng bertandang pada Kamis (12/9), Bambang mengklaim saat ini Natur merupakan satu-satunya galeri lukisan di Solo. Hal itu juga dia tegaskan di akun Instagramnya, @natur.gallery.

Natur Gallery di Jalan Cocak I No 17C, Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, Kamis (12/9/2024).Natur Gallery di Jalan Cocak I No 17C, Mangkubumen, Banjarsari, Kota Solo, Kamis (12/9/2024). Foto: Ardian Dwi Kurnia

Bambang mengatakan, Natur Gallery bertujuan membangkitkan lagi kemeriahan seni lukis di Solo yang menurutnya meredup setelah krisis ekonomi pada 1998.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pindah ke Solo tahun 1997 dan melihat seni rupa Solo itu masih lumayan ada 1-2 galeri. Terus di Sriwedari yang (sekarang) jual figura itu tadinya pusat kebudayaan seni rupa. Dulu di kios-kiosnya itu jadi sanggar seni rupa di Solo," kata Bambang saat ditemui detikJateng, Kamis (12/9/2024).

"Karena 1997-1998 kena krisis, itu berubah, (kiosnya) hilang. Jadi mulai krisis ekonomi 1998 sampai tahun 2023 ini tidak ada sentra-sentra seni rupa (di Solo). Yang ada hanya pameran, tidak ada (galeri) yang permanen," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Bambang juga mengaku resah lantaran Solo yang berjuluk kota budaya justru tak memiliki galeri seni lukis. Padahal, menurut Bambang, banyak pelukis ternama yang berasal dari Solo, salah satunya adalah almarhum Dullah.

"(Solo) Diklaim sebagai kota budaya (tapi) tidak punya destinasi seni rupa. Kalau melihat sejarah, pelukis-pelukis besar yang dibina Presiden Sukarno itu latar belakangnya Solo semua," ujar dia.

"Dulu ibu kota pelukis itu di Solo, terus mereka akhirnya berkembang, hijrah ke Jogja. Tapi basic-nya ini Solo kan pusatnya seniman sejak zaman kemerdekaan awal," sambung Bambang. Dia menambahkan, sampai sekarang masih banyak pelukis di Solo.

Ajak Pelukis buat Pameran

Meski tak bisa melukis, kecintaannya terhadap lukisan membuat Bambang ingin berkontribusi lebih jauh lewat Natur Gallery.

"Kalau cari lukisan (di Solo) cuma ada di Sriwedari yang jual figura, tapi jadi tidak representatif untuk sebuah karya seni. Makanya saya undang teman-teman pelukis untuk men-display karya di sini, sehingga nanti orang kalau cari lukisan bisa di satu titik," kata pria yang pernah berprofesi sebagai jurnalis itu.

Ajakan Bambang pun disambut baik oleh beberapa pelukis di Solo Raya. Art shop yang menempati bekas rumah produksi batik pada era 1970-an itu kini dipenuhi lukisan dari berbagai aliran.

Di ruang depan Natur Gallery terdapat empat blok dengan tema yang berbeda. Tempat ini difungsikan Bambang untuk menampilkan karya pelukis ternama di Solo Raya.

"Galeri depan ini diisi oleh macam-macam lukisan seperti realis dan nonrealis di blok belakang, serta dekoratif di blok depan," ucap Bambang.

Memasuki bagian belakang bangunan, terdapat ruangan menyiku seluas 100 meter persegi yang disebut sebagai galeri utama. Ruangan ini biasanya difungsikan sebagai tempat untuk acara pameran.

"Galeri utama itu sering dijadikan tempat ekshibisi karya seniman muda, seperti mahasiswa itu bisa mengadakan pameran karya di belakang. Seniman yang ingin bikin pameran tunggal di belakang juga bisa," terang Bambang.

Proses kurasi lukisan di Natur Gallery juga dibantu oleh para seniman. Pada prinsipnya, Bambang ingin menampilkan karya terbaik dari para pelukis Solo.

"Saya mengumpulkan teman-teman pelukis selain untuk mengisi karya di sini juga sekaligus mengkurasi, jadi teman-teman yang memahami seni rupa diskusi bagaimana mengkurasi karya di sini," kata Bambang.

"Pada prinsipnya yang penting eksistensi karya pelukis Solo itu hadir, dan yang hadir di sini bukan karya yang ecek-ecek, tapi mereka sudah punya jam terbang yang tinggi," ujar dia.

Jam Buka-Harga Tiket

Natur Gallery buka dari tiap Selasa-Minggu dari pukul 11.00 WIB sampai 17.00 WIB. Cukup dengan merogoh kocek Rp 20 ribu per orang, pengunjung bisa mengapresiasi sederet lukisan karya pelukis dari Solo Raya.

Bambang bilang, pengunjung galerinya kebanyakan dari luar kota. Selain bisa menikmati visual dan cerita di balik lukisan yang dipajang, mereka juga bisa membeli atau memesan lukisan di Natur Gallery.

"Biasanya tamu yang mau datang itu reservasi dulu, tapi kalau mau langsung datang juga silakan. Tamu juga bisa membeli lukisan yang ada di sini, harganya mulai Rp 100 ribu hingga Rp 20 jutaan," kata Bambang.

Pengunjung Natur Gallery juga bisa memesan lukisan sesuai keinginan.

"Nanti saya yang akan menyampaikan kepada teman-teman pelukis untuk mengerjakan lukisan itu," pungkas Bambang.

Cerita Pelukis Solo

Edi Sudarno (54) termasuk salah satu seniman Solo yang terlibat sejak awal proses pendirian Natur Gallery.

"Dari awal proses pembuatan galeri saya membantu Pak Natur. Koperasi Pelukis Solo Raya (komunitas Edi) pertama kali pameran di sini. Dengan Natur Gallery kita dapat galeri baru," kata Edi saat dihubungi detikJateng, Jumat (13/9/2024).

"Ada empat lukisan Semar saya di galeri Pak Natur. (Harganya) Sekitar Rp 20 jutaan yang besar. Yang kecil-kecil sekitar Rp 7,5 juta. Lukisan saya belum laku di sana, tapi di tempat lain sudah," imbuh dia.

Edi juga berharap agar Natur Gallery bisa menjadi titik awal munculnya galeri lukisan lain di Solo.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads