Puncak tradisi Bersih Sendang Sinongko di Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten berlangsung hari ini. Untuk memeriahkan pesta rakyat tersebut warga memotong 20 ekor kambing dan membawa ratusan tenong berisi makanan.
Acara bersih sendang dimulai selepas Salat Jumat di kawasan wisata Sendang Sinongko yang berada di Dusun Tegal Duwur. Warga mulai berdatangan ke pinggir mata air bersama kerabat dan keluarga.
Warga dibagi menjadi empat kelompok besar yang masing-masing. Warga kemudian duduk lesehan di tikar di tepi sendang, berbincang sambil makan bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari empat kelompok atau paguyuban warga itu masing-masing ada 7, 4, 5 dan 4 ekor kambing. Kambing tersebut dipotong kemudian dimasak dan dinikmati bersama di lokasi.
Puncak tradisi Bersih Sendang itu juga diisi kirab budaya dihadiri ratusan warga, Forkompimpda dan perangkat desa. Warga kemudian makan bersama dan membawa pulang tenong (wadah makanan yang terbuat dari bambu) berisi makanan yang telah didoakan ke rumah masing-masing.
"Ini acara bersih sendang setahun sekali yang diambil masa panen padi ketiga. Karena melimpah panenan digelar tasyakuran untuk berterima kasih kepada Tuhan YME," ungkap ketua Paguyuban Rukun Kampung, Lasino, kepada detikJateng, Jumat (30/8/2024) siang.
![]() |
Lasino mengatakan petani selama ini bergantung pada sendang untuk mengairi sawah. Sawah yang dialiri dari sendang tersebut tidak hanya pertanian Desa Pokak, tapi desa sekitarnya.
"Air untuk ngoncori tidak hanya desa sini tapi sampai jauh. Sampai Desa Kajen, Kujon dan lainnya," kata Lasino.
Tahun ini, sebut Lasino, kelompoknya menyembelih kambing 7 ekor dan sekitar 50 tenong. Tenong yang berisi makanan dibuat setiap rumah anggota.
"Tenong dibuat per KK pasti ada ingkungnya dan dibawa pulang. Dibawa pulang karena di sini warga sudah kenyang makan lauk kambing," imbuhnya.
Sucipto, ketua kelompok kulon Tegal Duwur mengaku menyembelih kambing 4 ekor dan 20 tenong. Tradisi itu sudah turun-temurun di Sendang Sinongko.
"Sudah turun -temurun sejak saya kecil, bahkan sejak kakek dan nenek saya. Dulu malah lebih meriah," ungkap Sucipto.
Ketua kelompok Kawulo Alit, Putut mengatakan kelompoknya menyembelih 5 ekor kambing dengan 55 tenong. Semua swadaya warga dan disembelih di lokasi.
"Dipotong, dimasak di sini semua tadi pagi. Kita makan bersama tapi tenong yang dibawa pulang," kata Putut kepada detikJateng.
Terpisah Kades Pokak, Suciati menjelaskan tradisi itu merupakan agenda tahunan. Kegiatan itu dimeriahkan warga desa.
"Dimeriahkan warga Desa Pokak semua. Dibiayai dana desa dan bantuan berbagai sumber," katanya.
(apu/ahr)