Sejarah Sinden: Fungsi, Ciri Khas, Cara Menyanyi

Sejarah Sinden: Fungsi, Ciri Khas, Cara Menyanyi

Naufal Adam - detikJateng
Selasa, 25 Jun 2024 12:29 WIB
ilustrasi cerpen sinden
Ilustrasi sejarah sinden: fungsi, ciri khas, cara menyanyi (Foto Ilustrasi sinden: Kiagoos Auliansyah)
Solo -

Dunia seni Indonesia memiliki kekayaan yang tak ternilai, salah satunya adalah sinden. Sinden sering dijumpai sebagai penyanyi saat ada pentas kesenian tradisional.

Bukan sekadar penyanyi biasa, sinden juga menjadi sosok penting dalam menjaga kelestarian tradisi dan warisan budaya Indonesia. Menurut KBBI, sinden adalah penyanyi wanita pada seni gamelan atau dalam pertunjukan wayang (golek, kulit).

Lebih dari sekadar hiburan, suara sinden memiliki peran spiritual dan magis, mampu membangkitkan emosi dan mengantarkan doa dan harapan dalam berbagai ritual adat dan pertunjukan seni. Keindahan suara mereka, diiringi alunan gamelan yang memesona, membawa kita pada perjalanan budaya yang tak terlupakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan munculnya sinden di kesenian Indonesia memiliki kisah yang menarik untuk detikJateng ulas. Dikutip dari jurnal "Potrait of Pesinden Documentary Film : Role of Sinden in Puppet Show" oleh Moh. Mahrush Ali, jurnal berjudul "Konsep Kepesindenan dan Elemen-Elemen Dasarnya" oleh Muriah Budiarti, dan penelitian dengan judul "Konsep Diri Sinden Campursari (Studi Fenomenologi Konsep Diri Sinden Campursari Di Kota Kediri)" oleh Aditya Prihartono Utomo, berikut penjelasan tentang sejarah sinden sekaligus fungsi, ciri khas, dan cara menyanyinya.

Sejarah dan Fungsi Sinden

Sinden berasal dari kata "pasindhian" yang memiliki arti kaya akan tembang atau nyanyian (melantunkan lagu). Penyebutan nama sinden juga memiliki filosofi lain yaitu dari kata "sendu" dan "ing" atau nyelani (emosional) yang berarti menyayat.

ADVERTISEMENT

Selain berasal dari kata "pasindhian", sinden juga bisa disebut waranggana yang berarti "wara" yaitu perempuan dan "anggana" yaitu sendiri. Namun sinden tidak hanya menyanyi atau melantunkan tembang (lagu Jawa) sendiri, ia juga bisa melantunkan tembang secara berkelompok sesuai dengan kebutuhan pentas.

Menjadi bagian penting dari pertunjukan wayang, fungsi sinden tidak hanya menjadi penyanyi dengan iringan musik gamelan. Sinden juga bisa menjadi penghibur saat adegan limbukan dan goro-goro, misal menari atau menjadi bahan lelucon dalang.

Pada awal kemunculannya, posisi sinden saat pentas wayang berada di depan penari dan di belakang dalang serta pemain gender. Namun dalam perkembangan zaman, posisi sinden saat ini berubah menjadi di sebelah kanan dalang dan menghadap ke arah penonton.

Perkembangan zaman yang terjadi pula membuat kemunculan sinden pria. Sinden pria ini memiliki suara merdu seperti wanita, namun tetap dengan dandanan laki-laki.

Kehadiran seorang sinden tak bisa lepas dengan iringan musik Jawa. Hal tersebut muncul sejak zaman kerajaan yang pembuatan alat-alat musik Jawa berasal dari hasil bumi seperti gamelan, seruling, gong, genong, dan lain-lain.

Ciri Khas Sinden

Sinden bukan sekadar penyanyi biasa, di balik suara merdu mereka, tersimpan ciri khas yang menjadikannya penjaga tradisi dan budaya Nusantara. Ciri khas ini membedakan mereka dengan penyanyi pada umumnya, dan menjadikannya bagian penting dalam khazanah musik tradisional Indonesia.

Beberapa sinden juga memiliki seperangkat lagu khusus yang dikuasai, yang biasanya diturunkan dari generasi ke generasi. Lagu-lagu ini disesuaikan dengan iringan gamelan dan fungsinya dalam pagelaran, seperti untuk mengiringi tarian, upacara adat, atau pertunjukan wayang.

Kemampuan improvisasi juga menjadi ciri khas sinden. Mereka harus mampu menyesuaikan cengkok dan jalinan nada dengan suasana yang terbangun selama pertunjukan. Penampilan sinden pun tak kalah menarik. Biasanya, mereka mengenakan busana tradisional yang indah dan anggun, sesuai dengan adat dan budaya setempat.

Ciri khas sinden ini bukan hanya membuat suara mereka merdu, tetapi juga menjadi bagian penting dalam menjaga dan memperkaya khazanah musik tradisi Nusantara. Kemampuan dan keunikan mereka menjadikan sinden sebagai warisan budaya yang patut dilestarikan.

Cara dan Teknik Menyanyi Sinden

Sinden memiliki cara atau teknik khusus dalam melantunkan lagunya. Teknik tersebut dinamai dengan teknik sindhenan.

Teknik sindhenan merupakan teknik vokal yang kompleks dan kaya, dengan berbagai unsur penting yang saling terkait. Berikut adalah beberapa unsur penting tersebut:

  • Teknik Luk: Teknik ini melibatkan pengolahan nada dengan melengkungkan atau membengkokkan nada.
  • Teknik Wiled: Teknik ini merupakan pengembangan cengkok dengan variasi melalui satu atau beberapa nada. Wiled dibagi menjadi lima macam, yaitu wiled dhadhung pinuntir, wiled lunging gadhung, wiled ngombak banyu, dan wiled kodhokan.
  • Teknik Gregel: Teknik ini merupakan pengembangan cengkok dengan menggetarkan satu nada yang biasanya dua nada di atas nada lintasan atau nada seleh cengkok.
  • Teknik Angkatan: Teknik ini menunjuk pada tempat dimulainya sajian teks pada suatu gendhing. Angkatan terbagi menjadi beberapa irama, seperti irama dados dan irama tanggung.
  • Teknik Seleh: Teknik ini menunjuk pada nada akhir pada suatu lagu atau nada akhir pada tiap-tiap gatra.
  • Teknik Pernafasan: Teknik ini mengatur pernapasan untuk membangun keutuhan sajian cengkok-cengkok sindhenan. Pernapasan mempengaruhi karakter sindhenan.

Teknik-teknik sindhenan tersebut digunakan oleh sindhen untuk menghasilkan suara yang indah, penuh makna, dan mampu menyentuh hati para pendengar. Mempelajari teknik-teknik ini merupakan proses panjang dan penuh dedikasi, namun hasilnya akan sangat memuaskan.

Nah itulah tadi penjelasan tentang sejarah, fungsi, ciri khas, dan cara menyanyi Sinden. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Naufal Adam peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads