Sejarah Bondo Loemakso, Kantor Pegadaian Pertama Khusus Abdi Dalem Keraton Solo

Sejarah Bondo Loemakso, Kantor Pegadaian Pertama Khusus Abdi Dalem Keraton Solo

Tara Wahyu NV - detikJateng
Rabu, 05 Jun 2024 11:12 WIB
Bangunan Bondo Loemakso, cagar budaya peninggalan Paku Buwono X yang kini tengah dijual Rp 15,5 M. Foto diunggah Rabu (5/6/2024).
Bangunan Bondo Loemakso, cagar budaya peninggalan Paku Buwono X yang kini tengah dijual Rp 15,5 M. Foto diunggah Rabu (5/6/2024). (Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng)
Solo -

Bangunan peninggalan Paku Buwono X, Bondo Loemakso tengah disorot karena saat ini dalam proses dijual seharga Rp 15,5 miliar. Bangunan lawas tersebut ternyata memiliki sejarah yang panjang di Keraton Solo.

Ketua Solo Societeit, Dani Saptoni, mengatakan Bondo Loemakso berasal dari kata 'Bondo' yang berarti harta dan 'Loemakso' berasal dari kata memberdayakan. Menurutnya, Bondo Loemakso dulunya merupakan kantor pegadaian khusus sentono dan abdi dalem Keraton Solo.

Dirinya menyebut, Bondo Loemakso sendiri dibentuk pada awal 1900-an, pada saat Paku Buwono X menjadi Raja Keraton Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejarah Bondo Loemekso itu dulu dipakai untuk pegadaian, pegadaian khusus Sentono dan abdi dalem Keraton Kasunanan. Itu tahun sekitar 1900 awal. Itu untuk Bondo Loemakso ya, bukan bangunannya," kata Doni saat dihubungi detikJateng, Rabu (5/6/2024).

Awal tahun 1900, Bondo Loemakso sempat numpang di perkumpulan Habiproyo di daerah Timuran. Tak berselang lama, saat perkumpulan Societeit Habiproyo pindah gedung yang terletak di utara Pasar Singosaren, Kantor Bondo Loemakso juga ikut pindah.

ADVERTISEMENT

"Habis itu perkumpulan bisa bangun gedung di Singosaren (utara Pasar Singosaren) Bondo Loemakso juga pindah di situ," ujarnya.

Lalu pada tahun 1917, kantor Bondo Loemakso mendirikan kantornya sendiri di Kelurahan Kedung Lumbu, Pasar Kliwon atau di dekat Alun-alun Utara Keraton Solo.

Lebih lanjut, Dani mengatakan Bondo Loemakso mempunyai fungsi untuk mengatasi Sentono dan Abdi Dalem yang terjerat utang piutang dengan rentenir.

"Ya memang fungsi untuk pegadaian khusus Keraton saja, Sentono dan Abdi dalem. Era Paku Buwono X Bondo Loemakso Itu untuk mengatasi sentono dan abdi dalem tidak terjerat ke urusan utang piutang dengan rentenir. Karena waktu itu banyak terjadi pegawai Keraton itu terkena kasus pengadilan yang disebabkan kasus utang piutang yang dilaporkan oleh rentenir karena mereka tidak bisa bayar utang," bebernya.

Menurutnya, modal awal yang digelontorkan oleh Paku Buwono X untuk mendirikan Bondo Loemakso sebesar Rp 130 ribu.

"Modal awalnya Bondo Loemakso yang digelontorkan oleh PB X pertama kali sebesar Rp 130 ribu. Dulu pegawainya juga dari orang Keraton Solo" ucapnya.

Jadi Bank Pribumi Pertama

Sementara itu, dosen prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS, Dr. Susanto, M.Hum mengatakan adanya Bondo Loemakso menjadikan kantor tersebut menjadi bank pribumi pertama. Ia mengatakan keberadaan Bondo Loemakso itu sempat kalah besar dengan de Javaneshe yang sekarang menjadi Bank Indonesia.

"Iya betul dulu menjadi bank pribumi pertama khususnya untuk abdi dalem dan kerabat Keraton Solo. Namun, karena kalah besar dengan dengan lembaga keuangan perbankan yang dikelola sendiri. Mungkin ada lembaga lain misalnya kayak bank kerakyatan di depan Pasar Gede," tuturnya.

Lebih lanjut, Susanto mengatakan Bondo Loemakso bisa disebut bank pribumi karena dipergunakan oleh abdi dalem dan sentono Keraton Solo.

"Karena dipergunakan peminjaman terutama pengadaan rumah bagi kerabat dan abdi dalem. Ya sementara itu digunakan kerabat Keraton dan abdi dalem. Kalau masyarakat besar menggunakan bank Jawa," bebernya.

Menurutnya, Bondo Loemakso sudah tidak berfungsi sejak lama atau sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

"Sudah berakhir sebelum kemerdekaan atau era PB X atau PB XI, dulu juga pernah jadi radio kalau tidak salah kantornya, nggak bertahan lama karena kalah dengan radio yang lebih populer," pungkasnya.




(aku/apl)


Hide Ads