Pasar Dugderan jelang Ramadan di Kota Semarang tetap ramai pengunjung meski tanpa wahana permainan. Para pengunjung bisa berburu kuliner sambil menyaksikan robot gamelan yang bisa main sendiri, buatan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Ada 200-an penjual di Pasar Dugderan sekitar Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang di Jalan Ki Narto Sabdo atau Jalan Agus Salim dan di sekitar Masjid Agung Kauman Semarang. Ada pedagang sosis bakar, gurita bakar, sate, hingga street food kekinian seperti smoothies, churros, hingga corndog.
Pedagang pakaian dan sepatu juga cukup banyak. Ada pula pedagang mainan jadul seperti kapal kaleng atau kapal otok-otok. Di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang juga disediakan tempat duduk untuk pengunjung menyantap jajanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung juga bisa melihat penampilan sejumlah komunitas di Aloon-Aloon. Salah satu yang menarik yaitu 'gamelan gaib' alias robot buatan mahasiswa Udinus Semarang.
![]() |
Gamelan itu menarik perhatian karena dihubungkan dengan rangka besi yang ujungnya terdapat pemukul otomatis dan bisa melantunkan irama lagu-lagu Jawa. Robot gamelan itu bermain mengiringi para mahasiswa yang bernyanyi bersama.
Di sekitar Aloon-Aloon, pengunjung juga bisa mencoba Becikku, robot becak yang bisa berjalan sendiri tanpa menabrak orang yang lalu lalang atau benda di sekitarnya.
Ketua Kuliner dan Ramadan Masjid Agung Kauman Semarang, Syahrul Siram mengatakan dalam Pasar Dugderan ada beberapa pihak yang mengelola. Sedangkan dari Masjid Kauman ada 114 pedagang yang meramaikan.
"Dari kita ada 114 pedagang. Yang letter U ini di alun-alun. Itu yang kita kelola," kata Syahrul di lokasi dugderan, Jumat (8/3/2024).
Dia menjelaskan, saat diputuskan Pasar Dugderan tanpa wahana permainan, di hari pertama dan kedua memang terasa imbasnya. Banyak pula warga yang menanyakan soal itu.
"Memang dampaknya hari pertama kedua terasa, banyak masyarakat menanyakan. Kenapa kok Dugderan agak sepi. Tapi semakin hari semakin ramai. Hari ini terakhir, besok ada pawai Dugderan," ujarnya.
Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat warga, termasuk menggandeng berbagai komunitas hingga pihak kampus. Ternyata dari kampus Udinus datang dan membawa beberapa karya di antaranya robot becak bernama Becikku dan gamelan gaib atau robot gamelan bernama Sekar Nusantara.
"Datangkan seperti ini kegiatan-kegiatan. Semakin hari makin ramai," ucap Syahrul.
"Kita juga gandeng komunitas anak muda. Nanti malam juga ada komunitas pecinta lagu Korea tampil," imbuh Ketua Yayasan Badan Pengelola Masjid Agung Semarang, Khammad Maksum.
Engineer team Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, Arry Maulana Syarif mengaku antusias saat menerima undangan dari panitia. Dia bilang robot gamelan beserta sindennya akan tampil di Aloon-Aloon Kota Semarang sampai Sabtu (9/3) besok.
"Kita harapannya semua nilai pendidikan dan pelajaran bisa disampaikan dengan gamelan di sini. Pengunjung disini bisa langsung nonton gamelan dimainkan," ujar Arry.
Untuk diketahui, pasar Dugderan berakhir hari ini. Sedangkan Sabtu (9/3) besok kawasan Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang akan ramai dengan pawai tradisi Dugderan. Robot gamelan tersebut rencananya juga akan ikut meramaikan di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang.
Meski sempat diguyur hujan sekitar 10 menit, hari terakhir Pasar Dugderan Semarang tampak ramai pengunjung. Makin malam, pengunjung yang datang semakin banyak.
(dil/apl)