Pasar Dudgeran Semarang Kini Tanpa Wahana Permainan, Ini Alasannya

Pasar Dudgeran Semarang Kini Tanpa Wahana Permainan, Ini Alasannya

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Senin, 04 Mar 2024 19:26 WIB
Suasana pasar dugderan Semarang tanpa wahana permainan, Senin (4/3/2024).
Suasana pasar dugderan Semarang tanpa wahana permainan, Senin (4/3/2024). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Pasar dugderan jelang ramadan di Kota Semarang kali ini tidak ada wahana bermain seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi penjual mainan, kuliner, pakaian dan pedagang lainnya masih ada.

Lokasi pasar dugderan ada di Jalan Kauman depan Masjid Agung Semarang Kauman dan Jalan Agus Salim atau sekarang bernama Jalan Ki Narto Sabdo. Tahun sebelumnya pasar dugderan sampai ke Jalan Pemuda di dekat Jalan Agus Salim.

Namun kemeriahannya tidak seperti sebelumnya. Kini suara-suara musik dari wahana permainan tidak terdengar lagi. Memang tahun ini wahana permainan ditiadakan dari hasil evaluasi Pemkot Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beda, cuma konsep tidak ada permainan dan jumlah pedagang sedikit, tapi akses jalan lancar," kata Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sutrisno saat dihubungi detikJateng, Senin (4/3/2024).

Ia menjelaskan dari hasil evaluasi, tidak adanya wahana permainan kali ini karena tahun lalu ada insiden wahana permainan yang mencelakakan pengunjung. Selain itu kali ini luasan pasar dugderan dipersempit untuk kelancaran lalu lintas.

ADVERTISEMENT

"Pasar Dugderan sekarang dari hasil evaluasi tahun kemarin karena ada permainan yang mencelakakan, itu mencoba tidak diadakan, kemudian (tahun) kemarin lalu lintas macet, (sekarang) dipersempit, jadi hanya 200-an (lapak)," jelasnya.

Sutrisno menjelaskan pasar dugderan tahun ini digelar sejak 28 Februari 2024 dan akan berakhir pada Jumat (8/3) mendatang dan hari Sabtu (9/3) rencananya ada arak-arakan dugderan. Ia menegaskan pelaksanaan pasar dugderan tahun ini juga akan dievaluasi.

"Sudah mulai 28 Februari sampai tanggal 8 Maret. Karena tanggal 9 Maret pagi untuk arak-arakan. Boborannya masih ada," ujar Sutrisno.

Salah satu pedagang kapal-kapalan kaleng atau kapal otok-otok, Mistem mengatakan dugderan tahun ini beda dari tahun kemarin. Ia menjual kapal-kapalan antara Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.

Mistem mengaku kali ini lebih sepi, namun ia bersyukur hasilnya bisa untuk menutup ongkos dirinya dari Cirebon untuk berjualan di Semarang.

"Ya saya mau nggak mau terdampak. Tapi ya alhamdulillah masih bisa menutupi ongkos saya. Ya penurunan pendapatannya sampai 30 persen," ujar Mistem.

Salah satu pengunjung, Ian mengaku pasar dugderan tahun ini kurang seru karena tidak ada wahana permainan. Menurutnya wahana permainan seperti komidi putar, rumah hantu, tong setan, dan lainnya merupakan daya tarik sendiri.

"Enggak seseru sebelumnya. Ini kayak sayur tanpa garam," ujarnya.

Pantauan detikJateng petang ini, masyarakat tetap berdatangan. Mereka berburu kuliner yang dijual disana. Anak-anak yang berkunjung juga mengerumuni penjual mainan jadul seperti kapal otok-otok, gangsingan bambu, dan mainan tradisional lainnya.




(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads