Apakah Ruwahan dan Nyadran Sama? Ini Penjelasan Lengkapnya

Apakah Ruwahan dan Nyadran Sama? Ini Penjelasan Lengkapnya

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Kamis, 07 Mar 2024 12:36 WIB
Warga menggelar tradisi nyadran atau sadranan di makam Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Senin (26/2/2024).
Foto: Ilustrasi tradisi nyadran di Boyolali (Jarmaji/detikJateng)
Solo - Biasanya sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, kaum muslim di Jawa melakukan aktivitas tradisi yang sudah turun temurun dan berlangsung dari lama. Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jawa yaitu Ruwahan dan Nyadran.

Dua tradisi tersebut dilakukan menjelang puasa Ramadhan, dilakukan dengan cara berkunjung ke makam leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia untuk mengirimkan doa.

Tradisi Ruwahan dan Nyadran banyak dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Namun, tradisi ini paling sering ditemukan dan berkembang di daerah masyarakat Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

Namun, apakah detikers sudah mengetahui perbedaan antara tradisi Ruwahan dan Nyadran? Berikut informasi lengkap perbedaan di antara keduanya.

Tradisi Ruwahan dan Nyadran

Nama Ruwahan diambil dari salah satu nama bulan dalam kalender Jawa yaitu Ruwah, karena dilakukan pada bulan Ruwah atau Syaban yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhan. Ruwahan yaitu aktivitas berkunjung ke makam leluhur atau keluarga yang telah meninggal dunia lalu mendoakannya kepada Allah SWT.

Mengutip dari situs Pemerintah Kota Yogyakarta, Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta "Sraddha" yang memiliki arti keyakinan. Tradisi Nyadran adalah budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya.

Kegiatan yang biasa dilakukan saat Nyadran yaitu membersihkan makam milik leluhur, mengadakan kenduri, membaca tahlil bersama, dan membuat/mempersiapkan makanan khas untuk Nyadran seperti ambengan/tumpeng, kue tradisional, ketan-kolak-apem, dan buah-buahan.

Tradisi Ruwahan dan Nyadran berdasarkan sejarahnya merupakan suatu akulturasi budaya Jawa dengan Islam.

Perbedaan Tradisi Ruwahan dan Nyadran

Mengutip dari website resmi Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY, dijelaskan perbedaan antara Ruwahan dan Nyadran terdapat pada ritual atau pelaksanaannya.

Ruwahan merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan leluhur atau orang yang telah meninggal dunia. Sedangkan, Nyadran adalah rangkaian budayanya, mulai dari membersihkan makam leluhur, menabur bunga, dan kenduri yang dilaksanakan di salah satu tempat ada yang ditempatkan di masjid, mushola atau rumah warga.

Demikian informasi tentang tradisi Ruwahan dan Nyadran, semoga dapat bermanfaat dengan baik ya, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Rayza Teguh Prastiyo peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(apu/rih)


Hide Ads