Prasasti batu oval di Dusun Nglumbang Dungkik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten akhirnya bisa terbaca setelah tiga tahun diteliti. Namun siapa sangka, batu prasasti itu dulunya terbengkalai di jalan dan sering membuat warga tersandung saat berjalan.
"Posisi batu prasasti sebenarnya sudah ada dalam kondisi tertanam terlihat, sebagian di tengah jalan. Sejak saya masih kecil atau mungkin dari mbah buyut sudah ada di situ, bahkan banyak warga masyarakat yang tersandung batu itu," ungkap pegiat komunitas Cagar Budaya Dusun Nglumbang Dungkik, Widodo kepada detikJateng, Sabtu (6/1/2024) siang.
Setelah sekian lama di tengah jalan, tutur Widodo, bulan Desember 2020 warga bergotong- royong membersihkan jalan untuk pengecoran. Karena akan dicor, batu di tengah jalan itu dicongkel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Batu di tengah jalan tersebut dicongkel, diangkat dan diletakkan di pinggir jalan sebelah selatan di atas talut. Pada saat itu semua warga belum tahu dan tidak ngeh mengira ada guratan pola huruf jawa kuno," terang Widodo.
Pada hari Jumat, 28 Desember 2020 lalu, sambung Widodo, 6 warga bermaksud mencari bukti peninggalan kuno untuk melengkapi laporan ke Dinas Kebudayaan Pemkab Klaten. Lalu, seorang warga melihat batu prasasti itu.
"Pak Agus Purwo Nugroho saat berjalan menuju gumuk kulon (barat) yang ada batu Yoni, tidak sengaja melihat batu oval di atas batu bata talut jalan tersebut. Karena ada motif guratan batik menyerupai huruf aksara Jawa, langsung memberi tahu rekan semua," jelas Widodo.
![]() |
Setelah dicek bersama dan difoto, lanjut Widodo, hasilnya diteruskan dan dilaporkan ke Pegiat Cagar Budaya Klaten, Hari Wahyudi untuk memastikan. Ternyata diduga sebuah batu prasasti.
"Diduga sebuah batu prasasti, pada 21 Desember 2020, kami bawa ke Disbudparpora Pemkab Klaten sebagai bukti dan data awal adanya cagar budaya era Mataram Kuno di Nglumbang Dungik. Selanjutnya dibantu Mas Hari dihubungkan para epigraf, di antaranya Goenawan A Sambodo, doktor Titi Surti Nastiti dari BRIN dan EFEO Perancis dan akhirnya mulai bisa dibaca," papar Widodo.
Terbacanya isi prasasti itu, sebut Widodo, merupakan kabar gembira yang luar biasa. Selaku warga, dirinya mengaku senang atas kemajuan temuan itu.
"Merupakan kabar gembira yang luar biasa, progres kemajuan yang tidak disangka. Selaku warga dan komunitas pegiat pastinya sangat senang dan bahagia serta menambah semangat untuk terus bergerak dalam melestarikan Cagar Budaya yang ada di Nglumbang Dungik dan sekitar," pungkas Widodo.
Sebelumnya diberitakan, prasasti batu oval ditemukan di Dusun Nglumbang Dungkik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Klaten empat tahun silam. Setelah tiga tahun diteliti, prasasti tersebut akhirnya bisa terbaca.
"Sudah bisa dibaca tapi masih harus dibaca ulang. Isinya hanya seruan kepada dewa-dewa," jelas arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), doktor Titi Surti Nastiti kepada detikJateng, Kamis (4/1/2024) siang.
Menurut Titi, meskipun sudah bisa dibaca tetapi belum bisa dipastikan peninggalan masa apa dan abad berapa. Sebab tulisan dalam prasasti itu tidak lagi memadai.
"Susah sekali diperkirakan. Karena tulisannya tidak cukup memadai untuk dianalisis secara paleografi," terang Titi.
(cln/cln)