Puasa Mutih, Tradisi Menahan Nafsu yang Dilakukan Calon Pengantin di Tegal

Puasa Mutih, Tradisi Menahan Nafsu yang Dilakukan Calon Pengantin di Tegal

Marcella Rika Nathasya - detikJateng
Sabtu, 02 Des 2023 14:06 WIB
Ilustrasi pernikahan Jawa
Ilustrasi Puasa Mutih, Tradisi Menahan Nafsu yang Dilakukan Calon Pengantin di Tegal (Foto: Getty Images/iStockphoto/Royaax)
Solo -

Tahukah kamu mengenai tradisi puasa Mutih yang dilakukan oleh calon pengantin di Tegal? Puasa Mutih merupakan sebuah tradisi yang kental dengan nuansa spiritual, menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan calon pengantin di Tegal.

Dalam upaya mendekatkan diri dengan nilai-nilai keagamaan dan membersihkan jiwa, calon pengantin mengikuti puasa ini sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang pernikahan. Puasa Mutih tidak sekadar sebatas menahan diri dari makan dan minum, melainkan juga mengajarkan kesabaran, bersyukur, menahan nafsu. keikhlasan, dan keteguhan hati.

Lantas apa sebenarnya puasa Mutih bagi pengantin itu? Simak artikel dibawah ini yang dikutip dari laman Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Puasa Mutih ?

Dalam Bahasa Jawa, Mutih artinya memutihkan. Memutihkan disini bertujuan untuk memutihkan atau membersihkan jiwa seseorang dari hawa nafsu. Mutih adalah seseorang yang menjalani puasa dengan memakan makanan dan minuman yang berwarna putih tanpa ada rasa dan warna (ngasrep). Puasa berlangsung 24 jam sehari, dan orang yang melaksanakan puasa ini hanya boleh makan dan minum sekali sehari.

Amalan tersebut biasanya dilaksanakan pada hari ganjil. Umumnya puasa Mutih ini dilakukan selama tiga hari sebelum dimulainya akad nikah. Tujuannya agar ketika berlangsungnya pernikahan (resepsi) pengantin perempuan terlihat sangat cantik (pangling) dan tidak keluar keringat dari tubuhnya sehingga bedaknya awet dan tidak luntur.

ADVERTISEMENT

Mutih melambangkan penyucian diri tubuh dan pikiran. Dengan demikian, puasa Mutih diartikan sebagai cara untuk mensucikan jiwa dan raga dari dosa-dosa yang dilakukan seseorang dengan memutihkan diri atau mengikuti amalan tertentu untuk mencapainya.

Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin di Tegal

Puasa Mutih bagi calon pengantin ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Puasa Mutih ini adalah tradisi ataupun suatu bentuk keprihatinan yang banyak memberikan manfaat dan tujuan bagi masyarakat Tegal.

Puasa Mutih bagi calon pengantin putri bisa untuk membuka aura mahkotanya sehingga pada hari pernikahan akan terlihat sangat Pangling (terpancar). Pengantin putri akan terlihat cantik, karismatik dan dikagumi banyak orang.

Sebelum akad, masyarakat Tegal umumnya melaksanakan puasa Mutih terlebih dahulu dengan menggunakan cara seperti puasa Mutih lainnya, calon pengantin harus melaksanakan puasa Mutih tiga hari berturut-turut mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Selama puasa Mutih calon pengantin dilarang memakan makanan yang berbumbu atau yang berwarna tetapi hanya memakan nasi putih serta air putih saja. Begitupun dengan berbuka dan sahur harus memakan makanan yang berwarna putih dan minum yang berwarna putih tidak boleh berasa atau berwarna. Puasa ini dilakukan tiga hari sebelum acara pernikahan dimulai, lalu jika sudah akad pengantin diperbolehkan makan seperti biasanya lagi.

Berapa Hari Puasa Mutih Dilakukan?

Umumnya puasa Mutih dilakukan selama tiga hari berturut-turut sebelum menuju akad pernikahan, puasa Mutih juga dianjurkan untuk dilaksanakan di waktu/tanggal ganjil. Selama tiga hari dimulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari calon pengantin harus dapat menahan segala nafsu dan amarah.

Mengapa tiga hari berturut-turut? Hal ini merupakan tradisi lama namun jika dikaitkan dengan konsep agama mengaitkan angka tiga dengan kesucian dan transformasi, jadi diharapkan setelah tiga hari berpuasa Mutih orang akan kembali suci.

Manfaat Puasa Mutih

Ternyata puasa Mutih memiliki berbagai manfaat seperti

  1. Memperbaiki kualitas batin, moral akhlak, serta perilaku hingga mencapai kondisi "putih" dalam arti bersih tidak dipenuhi dosa, kesalahan, serta pengaruh nafsu rendah keduniawian.
  2. Dengan dicapainya kondisi putih-bersih seperti itu, diharapkan permohonannya kepada Allah akan mudah dikabulkan.
  3. Bersyukur atas segala yang diberikan tuhan. Selama melakukan Puasa Mutih, justru mengajarkan kita bahwa makan tidak harus menggunakan lauk pauk pada saat makan, yang penting bahan makanan pokoknya adalah nasi. Dengan nasi kita sudah bisa kenyang dan apabila kita kenyang kita patut bersyukur atas nikmat kenyang yang diberikan oleh Allah.
  4. Mendalami ilmu tarekat. Makna lain dalam melakukan puasa Mutih dapat menjadikan manusia yang taat beribadah kepada Allah
  5. Menahan hawa nafsu. Tujuan utama puasa ialah mengendalikan hawa nafsu, puasa Mutih pun mengajarkan agar manusia senantiasa dapat mengendalikan hawa nafsu mereka.
  6. Meningkatkan kesadaran spiritual. Puasa Mutih nyatanya mempunyai tujuan meningkatkan pemahaman spiritual.
  7. Media pembersih diri. Orang yang berpuasa harus mempunyai niat utuh untuk beribadah dan mensucikan diri, agar sifat negatif tidak dapat masuk ke dalam diri seseorang.

Demikian informasi mengenai puasa Mutih, tradisi menahan nafsu yang dilakukan oleh calon pengantin di Tegal. Semoga bermanfaat, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(aku/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads