Sosok Prabu Kresna: Diplomat Ulung Pandawa, Titisan Dewa Wisnu

Sosok Prabu Kresna: Diplomat Ulung Pandawa, Titisan Dewa Wisnu

jih - detikJateng
Jumat, 01 Des 2023 15:58 WIB
Ada 10 tokoh wayang kulit yang terkenal di Indonesia dan dijadikan warisan budaya oleh UNESCO. Simak ulasan tentang nama wayang dan karakternya!
Ilustrasi sosok prabu Kresna. Foto: detikcom/Agung Pambudhy
Solo -

Kisah Mahabharata tentu sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu tokoh penting dalam Wiracarita tersebut adalah Prabu Kresna yang berperan besar dalam Perang Bharatayudha. Lantas, seperti apa ceritanya?

Prabu Kresna atau juga bernama lain Govinda merupakan titisan Dewa Wisnu yang dipuja dan dihormati dalam kepercayaan Hindu. Kresna divisualisasikan mengenakan mahkota dengan hiasan bulu merak dan memakai dhoti kuning.

Berdasarkan kitab Mahabharata dan Purana, Prabu Kresna adalah reinkarnasi kedelapan dari Dewa Wisnu sehingga ia sering kali dianggap sebagai perwujudan Tuhan sendiri. Kresna juga digambarkan sebagai penggembala yang mahir bermain seruling dan memiliki kepribadian yang bijaksana, serta berwibawa sebagai pemimpin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal Usul Tokoh Kresna

Disadur dari buku Siapa Tokoh Kresna dan Bagaimana Perangainya karya Asri Sundari, Prabu Kresna lahir dari pasangan Basudewa dan Dewaki. Ia mempunyai tiga istri, antara lain Rukmini, Jambavati, dan Satyabhama.

Proses kelahiran Kresna pun diceritakan dalam kitab Mahabharata. Bermula dari Dewa Wisnu mencabut dua helai rambutnya yang berwarna hitam dan putih, lalu dikirimkan ke dalam kandungan Dewaki.

ADVERTISEMENT

Disebutkan bahwa rambut berwarna putih menjadi inkarnasi Balarama, sementara rambut berwarna hitam menjadi inkarnasi Kresna. Oleh karena itu, Kresna sering disebut sebagai Kesava yang berasal dari kata kesa atau rambut dan kata isava yang bermakna rambut indah.

Prabu Kresna sebagai Diplomat Ulung Pandawa

Mengutip buku Wayang Kulit Banjar oleh Mujiyat dan Koko Sondari, Prabu Kresna merupakan dewan penasihat Pandawa atau juga dijuluki sebagai dalangnya Pandawa. Dalam Perang Bharatayudha, ia membawa peran yang penting dengan dianggap sebagai tokoh pembela keadilan dan perdamaian

Alkisah, para Pandawa mengutus pendeta Kraton Drupada untuk bernegosiasi dengan para Kurawa. Sebaliknya, Raja Destrarasta mengutus Sanjaya ke Wirata. Kedua belah pihak menyampaikan pendiriannya, di mana Pandawa menuntut separuh kerajaan, sementara Kurawa menegaskan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya.

Destrarasta pun menerima instruksi dari Widura mengenai kewajibannya sebagai seorang raja. Namun, usahanya untuk mencapai kata sepakat justru terbentur pada semangat permusuhan dari pihak Duryudana, Karna, dan Dussasana. Meski Yudhistira, Arjuna, dan Bhima setuju untuk mencoba penyelesaian secara damai, Duryudana tetap bersikeras.

Sebagai penasihat yang bijaksana, Kresna akhirnya mengusulkan untuk pergi ke Hastina dan mencoba menyelesaikan konflik secara damai. Meskipun Satyaki berseru agar tetap berperang, para Pandawa menyetujui usulan Kresna. Kemudian, ia pergi ke Hastina dan disambut oleh Raja Dretarastra.

Setelah kunjungan itu, Kresna berhadapan dengan Duryudana. Para Resi pun turun dari surga untuk menghadiri pertemuan itu. Lalu, Kresna menegaskan bahwa para Pandawa bersedia damai asalkan hasilnya adil. Di sisi lain, Duryudana dan yang lain menolak bahkan merencanakan untuk membunuh Kresna.

Dengan demikian, peran Kresna sebagai penengah yang berusaha mencapai keadilan terlihat jelas dalam cerita tersebut. Meski menghadapi tantangan dan ancaman, Kresna tetap berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.

Nah, itulah kisah dari sosok Prabu Kresna yang berperan sebagai penasihat andal, khususnya dalam Perang Bharatayudha. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads