Mengenal Kuntulan Semangkung, Kesenian Penuh Atraksi Khas Banjarnegara

Mengenal Kuntulan Semangkung, Kesenian Penuh Atraksi Khas Banjarnegara

Marcella Rika Nathasya - detikJateng
Sabtu, 25 Nov 2023 17:41 WIB
Kuntulan Semangkung Banjarnegara
Ilustrasi mengenal Kuntulan Semangkung, kesenian penuh atraksi khas Banjarnegara. Foto Kuntulan Semangkung Banjarnegara: Laman Visit Banjarnegara
Solo - Kuntulan Semangkung merupakan sebuah Kesenian asal Banjarnegara. Warisan budaya yang memikat dengan ciri khasnya yang unik dan memukau. Kuntulan Semangkung tidak hanya sekedar seni pertunjukan, tetapi juga sarat dengan nilai filosofis dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam setiap penampilannya, kesenian ini menghadirkan harmoni antara alat musik terbangan (rebana) yang dimainkan oleh sesepuh dusun dan gerakan tarian yang sarat makna.

Melalui atraksi seperti "gigit meja" dan "bolang baling," Kuntulan Semangkung tidak hanya menciptakan hiburan visual yang menakjubkan, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan kearifan lokal yang meleburkan keindahan seni dan kearifan budaya.

Berikut informasi mengenai kesenian kuntulan semangkung asal Banjarnegara, yang dikutip dari banjarnegara.kab.go.id.

Apa Itu Kuntulan Semangkung?

Kuntulan, atau yang disebut Kuntulan Semangkung ini, merupakan salah satu bentuk seni tradisional khas bagi masyarakat Dusun Semangkung. Seni ini telah diwariskan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang mereka.

Menurut narasi dari Warsito (63 tahun), penduduk setempat, istilah "kuntulan" berasal dari kata "kuntul," yang merupakan singkatan dari rukun, kumpul, dan betul. Namun persepsi tersebut berbeda dengan persepsi umum masyarakat Banjarnegara dan sekitarnya yang menganggap bahwa Kuntulan berasal dari ilmu beladiri konto di Kabupaten Kebumen.

Namun persepsi umum masyarakat tersebut dianggap keliru pasalnya gerakan-gerakan silat yang kemudian tampak menjadi sebuah tarian dalam Kuntulan itu dasarnya bukan gerakan bela diri konto, namun dari beladiri SH yang dibawa oleh Eyang Pernajaya selaku pencetus kesenian kuntulan.

Keunikan Kuntulan Semangkung

Kuntulan Semangkung memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya. Pertama, pengiringnya adalah alat musik terbangan (rebana) yang dimainkan oleh sesepuh dusun, melambangkan peran mereka sebagai panduan bagi generasi muda dan pengawas tarian untuk mengamati perilaku penerus agar tetap tepat dan benar.

Ciri kedua adalah semua pemainnya laki-laki, didasarkan pada keyakinan bahwa pemain Kuntulan perlu konsentrasi tinggi dan kekuatan jiwa raga untuk melindungi keluarga dari gangguan, hal ini lebih mudah dicapai oleh kaum pria.

Ciri khas terakhir adalah tidak menggunakan magic seperti seni tradisional lainnya. Meskipun mempersembahkan atraksi menakjubkan seperti jaran terbang dan mowot kawat, semuanya dilakukan dengan keterampilan dan latihan jangka panjang tanpa memanfaatkan sihir.

Atraksi dalam Kesenian Kuntulan Semangkung

Terdapat beberapa atraksi yang dianggap berbahaya namun dilakukan dalam kesenian Kuntulan Semangkung ini, berikut beberapa atraksi dalam pertunjukan Kuntulan Semangkung.

1. Gigit meja

Atraksi ini dilakukan dengan adanya seorang penari yang menggigit ujung meja, sementara akan ada seorang anak duduk di atasnya. Mereka menjalankan tarian yang menyerupai gerakan silat, mengelilingi arena, dan membawa wadah untuk menyajikan saweran kepada penonton.

2. Bolang-baling

Para penari berpasangan berhadapan dan melakukan gerakan meroda. Pada gerakan ini tangan dan kaki mereka akan saling diikatkan, menciptakan adegan layaknya roda yang berjalan, menunjukkan tingkat kesulitan yang tidak sepele.

3. Mowot kawat

Dalam atraksi ini pemain akan berada diatas seutas kawat besi dengan duduk di kursi, atraksi ini sangat memerlukan keseimbangan.

4. Jaran terbang

Akan ada tiga atau lebih laki-laki dewasa yang akan saling menguatkan kaki dan tangan mereka satu sama lain dengan bertumpu pada satu orang yang tetap berdiri dengan kedua kakinya, gerakan ini akan terlihat seperti pesawat terbang yang ditunggangi seseorang.

Artikel ini ditulis oleh Marcella Rika Nathasya peserta program magang bersertifikat di detikcom.


(cln/dil)


Hide Ads