Menilik Sejarah Solo dalam Bingkai Kartu Pos di Museum Radya Pustaka

Menilik Sejarah Solo dalam Bingkai Kartu Pos di Museum Radya Pustaka

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 23 Nov 2023 06:30 WIB
Pameran Solo dalam Bingkai Kartu Pos di Museum Radya Pustaka, Rabu (22/11/2022).
Pameran 'Solo dalam Bingkai Kartu Pos' di Museum Radya Pustaka, Rabu (22/11/2022). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Solo Murakabi berkolaborasi dengan komunitas Pen & Postcard 2023 menggelar acara bertajuk 'Solo dalam Bingkai Kartu Pos' untuk pertama kalinya. Tak hanya memamerkan kartu pos, acara itu juga 'merawat' sejarah Kota Solo yang tertulis dalam kartu pos.

Kepala UPTD Museum Kota Solo, Bonita Rintyowati menjelaskan dalam tajuk Solo Murakabi, murakabi berarti memberkahi.

"Jadi kita ingin supaya Solo melalui Museum Radya Pustaka bisa memberkahi kota yang lainnya," kata Bonita kepada detikJateng, Rabu (22/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, kartu pos yang dipamerkan di acara ini menyimpan kisah yang bisa dikulik. Dia berharap para pengunjung bisa mempelajari sejarah dari sisi lain.

"Kalau postcard itu kan ada beritanya, nah harapan saya dari berita-berita itu ada sesuatu yang tersimpan di kejadian pada tahun itu yang mungkin tidak diketahui," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Kartu pos yang dipamerkan merupakan kartu pos yang dikirim dari Solo, ada yang dikirim ke luar kota hingga luar negeri.

"Itu akan menjadi suatu bukti sejarah bahwa pada tahun itu di sana ada kejadian, makanya Solo menjadi berkah bagi daerah lain," ucapnya.

Kesulitannya Mengumpulkan Kartu Pos

Selama hampir setahun, pihaknya berhasil mengumpulkan sekitar 350 kartu pos. Namun, hanya sekitar 100 kartu pos yang bisa dipamerkan.

"Kesulitannya itu berasal dari daerah luar yang sulit dijangkau. Kedua, karena orang kadang nggak mau karena ini barang asli. Banyak koleksi yang lebih mahal yang tidak dipamerkan, saya takut juga kan tanggungan," ungkap Bonita.

Tampak beberapa kartu pos juga dihiasi potret Kota Solo zaman dulu. Mulai dari potret bangunan ikonik Solo seperti Sriwedari, hingga peristiwa banjir yang pernah terjadi di Solo.

"Jadi supaya anak-anak tahu, ke museum itu tidak hanya belajar melihat naskah kuno, tapi bisa belajar suatu sejarah dari sudut pandang lain," tuturnya.

Pameran kartu pos itu digelar sejak Selasa (21/11) hingga Kamis (30/11) pekan depan. Pengunjung dapat melihat-lihat kartu pos yang ada sekaligus mendengarkan sejarah yang diceritakan oleh pemandu.

"Harapannya supaya ada bukti-bukti sejarah baru yang bisa dilihat, yang selama ini mungkin cuma disimpan kolektor," kata Bonita.

Kartu Pos dari Abad 20

Salah satu anggota Jejak Kartu Pos, Jihad, mengatakan kegiatan ini baru pertama kali digelar di Solo. Melalui acara 'Solo dalam Bingkai Kartu Pos', ia ingin memperlihatkan bahwa kartu pos bisa menjadi ruang riset dan ruang diskusi.

"Sejatinya kartu pos itu tidak akan bisa lepas dengan adanya tinta dan juga kertas postcard, dan disini kita menjahit sebuah cerita Solo Murakabi dengan Pen & Postcard, ini baru pertama kali," kata Jihad kepada awak media, Rabu (22/11/2023).

Dia mengatakan, kartu pos yang dipamerkan mulai dari kartu pos yang terbit pada abad ke-20, mulai tahun 1964.

"Tetapi kita juga menghadirkan surat yang baru saja diterbitkan teman-teman komunitas Postcrossing Indonesia, dan diinisiasi Disbudpar Surakarta tentang perangko prajurit keraton tahun 2022," ujar Jihad.

Acara 'Solo dalam Bingkai Kartu Pos' diresmikan pada Rabu (22/11), dengan seremoni pemecahan kendil oleh Kepala Disbudpar Kota Solo, diiringi dengan pemukulan kentongan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari sang kurator, Nanang Setiawan tentang kartu pos dan berita yang tercantum di dalamnya.




(dil/dil)


Hide Ads