Demak menjadi salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiliki banyak situs cagar budaya. Adapun yang baru-baru ini ditetapkan oleh Bupati Demak menjadi cagar budaya adalah Makam Wali Depok
Menurut UU RI No. 11 Tahun 2010, cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Sejarah Demak yang berupa kesultanan, sekaligus sebagai tempat penyebaran agama Islam oleh Wali Songo membuat Demak memiliki banyak cagar budaya yang berkaitan dengan Islam. wali songo dan kesultanan ini, contohnya adalah Masjid Agung Demak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
7 Cagar Budaya di Demak dan Sekitarnya
Berikut detikJateng rangkumkan 7 cagar budaya di Demak dan sekitarnya:
1. Makam Wali Depok
Makam Wali Depok berlokasi di Desa Kramat, Kecamatan Dempet, Demak. Dalam catatan detikJateng, cungkup makam utama terdapat tiga makam, yaitu Makam Wali Depok yang berada berjarak dengan makam istri dan abdi dalemnya.
Makam ini diperkirakan telah ada sejak zaman Majapahit. Wali Depok sendiri merupakan prajurit era Majapahit yang bersembunyi di wilayah tersebut. Sejarah keberadaan makam tersebut dirahasiakan secara turun-temurun.
Meski dirahasiakan, masyarakat secara rutin datang ke makam tersebut untuk menggelar tahlil dan manaqib, yaitu di malam Jumat Wage.
2. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Konon, masjid ini dibangun oleh Raden Fatah, raja pertama Kesultanan Demak sekitar abad ke-15.
Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Demak, di dalam wilayah kompleks Masjid Agung Demak, terdapat sejumlah makam yang merupakan tempat peristirahatan para raja Kesultanan Demak, termasuk Sultan Fatah yang merupakan pendiri kesultanan tersebut dan pelayan-pelayannya.
Selain itu, kompleks ini juga mencakup Museum Masjid Agung Demak, yang memuat berbagai informasi seputar sejarah Masjid Agung Demak.
3. Masjid Sunan Kalijaga
Masjid Sunan Kalijaga merupakan peninggalan sekaligus bukti keberadaan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan nilai-nilai Islam di wilayah Demak. Lokasi masjid ini berada di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak, 2 kilometer di sebelah tenggara Kota Demak.
Dikutip dari laman kemendikbud, masjid ini memiliki desain joglo dengan atap tumpang (susun) 3, mirip dengan masjid-masjid kuno di Jawa lainnya. Pola tata letak yang mencirikan kompleks ini adalah adanya bangunan makam dan masjid yang berada bersamaan, sebuah ciri khas dari tata letak masjid dan makam di Jawa pada masa tersebut.
4. Pendopo Notobratan Kadilangu
Dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Pendopo Notobratan Kadilangu terletak di desa Kadilangu, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak dengan menempati lahan seluas 4 hektar.
Bangunan Pendopo Notobratan Kadilangu dibangun pada tahun 1885 oleh Notobroto salah satu keturunan Sunan Kalijaga semasa beliau menjabat kepala Perdikan Kadilangu. Pendopo Notobratan Merupakan bangunan berciri arsitektur rumah adat Jawa.
Ciri arsitektur rumah adat jawa terlihat dari kompleks bangunan yang mempunyai komponen lengkap dengan dua bangunan pendopo, ndalem ageng, dan pungkuran. Selain itu juga dilengkapi bangunan lumbung dan langgar dengan konstruksi bangunan panggung.
5. Stasiun Demak
Stasiun Demak merupakan stasiun yang berstatus non aktif dengan lokasi di Bintoro, Demak. Pada tanggal 27 September 1883, Stasiun Demak pertama kali diresmikan dan dioperasikan oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), sebuah perusahaan kereta api Hindia Belanda.
Stasiun ini terletak di jalur kereta api yang menghubungkan Semarang dengan Juwana di Pati. Bentuk bangunannya yang memiliki desain asli zaman kolonial Belanda menjadikan stasiun ini ditetapkan sebagai cagar budaya.
6. Masjid Menara Kudus
Beralih ke wilayah sekitar Demak, adalah Kudus, yang memiliki cagar budaya berupa Masjid Menara Kudus. Masjid ini terletak di Jalan Menara, Pejaten, Kauman, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus.
Menurut prasasti berbahasa Arab yang ada di atas mihrab, menunjukkan bahwa masjid dibangun pada tahun 956 H atau 1549 masehi.
Bangunan Masjid Menara Kudus unik karena arsitektur di tempat tersebut merupakan hasil dari perpaduan budaya antara Hindu dan Jawa. Di sana, pengunjung dapat menemukan berbagai bangunan cagar budaya, termasuk masjid, menara masjid, gapura bentar, gapura paduraksa, dan makam Sunan Kudus.
7. Benteng VOC Jepara
Bergeser ke Jepara, terdapat satu contoh cagar budaya, yaitu Benteng VOC. Benteng VOC atau Benteng Kompeni terletak di Dusun Ujung Batu, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, dan memiliki luas Β± 7.230 mΒ².
Benteng ini berbentuk segitiga dengan tiga sudut di barat daya, timur laut, dan tenggara, serta memiliki pintu masuk di sisi timur. Benteng ini menggunakan batu karang sebagai bahan utama dengan susunan balok-balok persegi panjang.
Meskipun tahun pendiriannya tidak pasti, diperkirakan dibangun pada abad XVII M untuk melindungi aset dan kantor dagang VOC di Jepara. Benteng ini mencerminkan strategi pertahanan terhadap ancaman dari darat dan laut.
Demikian informasi mengenai 7 cagar budaya di Demak dan sekitarnya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(apl/aku)