Gadis Kretek merupakan serial original Netflix Indonesia yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala dengan judul yang sama. Sebagian besar proses syuting serial 5 episode ini dilakukan di wilayah Jawa Tengah, termasuk di Museum Kretek, rumah dinas Residen Kedu, dan Stasiun Tuntang.
Rumah dinas Residen Kedu tersebut kini menjadi salah satu cagar budaya di Magelang. Selama proses syuting, tim produksi Gadis Kretek menata set lokasi sesuai dengan kebutuhan.
"Termasuk menutupi konblok di pekarangan dan lantai keramik, serta menyesuaikan perabotan dan ornamen rumah agar sesuai dengan warna tema," tulis keterangan resmi Netflix yang dikutip dari CNN Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah dinas yang kini sudah menjadi cagar budaya ini rupanya punya cerita bersejarah. Apa itu? Berikut penjelasannya.
Sejarah Singkat Karesidenan Kedu
Dikutip dari buku 'Jejak Magelang dalam Kartu Pos Era Hindia Belanda', pada tanggal 24 Maret 1817 terbentuklah Karesidenan Kedu sebagai karesidenan baru dengan seorang residen sebagai kepala pemerintahannya.
Pada tahun 1818, Magelang secara resmi menjadi ibu kota Karesidenan Kedu. Wilayah Kedu melibatkan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung.
Sejak saat itu, Magelang berperan ganda sebagai ibu kota karesidenan dan kabupaten. Sebelumnya, kedua kabupaten ini termasuk dalam Karesidenan Pekalongan. Menariknya, Karesidenan Kedu adalah satu-satunya wilayah di mana tidak terdapat batas pantai, karena terletak di pusat Pulau Jawa.
Rumah Dinas Residen Kedu dan Sejarahnya
Mengutip informasi dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, kompleks Karesidenan Kedu awalnya berfungsi sebagai markas militer dengan bangunan-bangunan berbahan bambu yang diisi air untuk mencegah kebakaran. Kompleks ini juga dilengkapi dengan lonceng jam untuk keperluan jam malam.
Setelah ditetapkan sebagai Kabupaten Karesidenan, pusat administrasi pemerintahan dipindahkan ke Magelang. Oleh karena itu, kantor karesidenan dan rumah dinas Residen Kedu dibangun.
Desain rumah dinas ini dirancang oleh J.C. Schule. Kemudian untuk pembangunannya dikerjakan oleh penduduk setempat. Gaya arsitekturnya mengikuti aliran Indische Empire Style yang umum pada bangunan kolonial Hindia-Belanda.
Rumah Residen Kedu memiliki bentuk limas dengan ventilasi besar yang sesuai dengan iklim tropis. Terdapat beranda di bagian depan dan belakang rumah. Sementara pintu rumah memiliki dua rangkap, yaitu pintu jalusi dan pintu yang dapat diayun.
Bagian depan dan belakang rumah dilengkapi dengan halaman yang luas dan dikelilingi oleh pohon-pohon tropis. Dengan jendela besar sebagai ventilasi, rumah ini juga dilengkapi dengan kanopi untuk melindungi dari percikan hujan.
Rumah ini menghadap ke barat, memberikan pandangan indah ke Gunung Sumbing, Perbukitan Giyanti, Sungai Progo, serta persawahan. Kini, bangunan tersebut memiliki alamat di Jalan Diponegoro No. 1 dan dialihfungsikan sebagai Museum Perang Diponegoro.
Tempat ini juga menjadi saksi peristiwa bersejarah, termasuk berakhirnya Perang Jawa yang ditandai dengan penangkapan Pangeran Diponegoro di rumah Residen Kedu pada tahun 1830. Lukisan-lukisan terkenal seperti karya Raden Saleh dan Pieneman yang berjudul 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' mengabadikan keberadaan bangunan ini.
Demikian informasi mengenai rumah dinas Residen Kedu di Magelang yang menjadi salah satu lokasi syuting serial Gadis Kretek. Semoga bermanfaat, detikers!
(dil/aku)