Ternyata Perajin Kepuhsari Wonogiri Jalani Ritual Khusus Sebelum Bikin Wayang

Ternyata Perajin Kepuhsari Wonogiri Jalani Ritual Khusus Sebelum Bikin Wayang

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Selasa, 07 Nov 2023 14:46 WIB
Aktivitas di Kampung Wayang Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran Wonogiri, Selasa (7/11/2023)
Ternyata Perajin Kepuhsari Wonogiri Jalani Ritual Khusus Sebelum Bikin Wayang (Foto Aktivitas di Kampung Wayang Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran Wonogiri.: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Wonogiri -

Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Wonogiri merupakan kampung wayang yang sudah ada sejak abad ke-17. Siapa sangka proses membuat wayang tak bisa sembarangan, perlu ada sejumlah laku ritual yang dilakukan.

Salah satu perajin wayang di Kepuhsari, Retno Lawiyani mengatakan dulu hampir semua perajin wayang di Kepuhsari melakukan ritual atau tirakat saat membuat wayang. Namun saat ini ritual itu sudah jarang dilakukan.

"Dulu tirakatnya model puasa saat membuat satu tokoh wayang. Kalau bikin gunungan harus puasa putih satu bulan, puasa ngrowot. Jadi satu tokoh wayang jadinya tidak sembarangan. Saat pementasan juga tidak sembarangan," kata Retno kepada detikJateng, Selasa (7/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Retno tidak melakukan ritual atau tirakat saat hendak membuat wayang. Namun, justru pemesan yang melakukan ritual secara online.

"Biasanya request hari khusus, misalnya Sabtu Pahing, waktunya habis magrib (mulai membuat wayang). Nanti saya di-video call, sana (pemesan) melakukan doa, pakai bunga tujuh rupa. Sering begitu sekarang," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Pada Sabtu Pahing, Retno sudah menerima pesanan wayang dari Ngawi, Jawa Timur. Dia pun mengungkap beberapa pesanan pada hari-hari tertentu, sesuai weton kelahiran pemesan.

"Kalau bagi pembuat sekarang lebih ke target (penjualan). Sekarang pembeli punya tokoh wayang yang sesuai tanggal lahirnya. Selain itu sesuai karakter pemesan. Jadi nanti wayang seperti diisi kodam," jelas dia.

Ritual Malam 1 Suro

Retno menerangkan, pengerjaan orderan satu wayang dilakukan antara 10-14 hari. Dia mengenang ada ritual khusus di desanya setiap malam 1 Sura, yakni menatah wayang beramai-ramai.

"Kalau ritual di desa dulu ada. Setiap malam 1 Suro, natah wayang bareng di Gunung Kotak sini. Ya itu simbol agar wayang lebih spesial. Itu nggak semua percaya," terang Retno.

Hal serupa dikatakan perajin wayang lain di Kepuhsari, Sutar. Dulu setiap perajin selalu bertirakat saat membuat wayang, terlebih jika yang dibuat Gunungan.

"Katanya dulu kan kalau gunungan melambangkan jiwa manusia, jagatnya karakter. Semua tidak berani kalau tidak pakai ritual. Ritualnya puasa. Sebelum membuat puasa, setelah jadi selametan," jelas Sutar.

Ia menceritakan dulu ada orang yang ragu saat membuat gunungan. Pada akhirnya orang itu sakit hingga stres.

"Kalau mbah-mbah saya dulu ritual semua. Karena dulu membuat wayang bukan hanya dijual, tapi untuk diri sendiri. Sehingga tidak heran jika wayang ada magnetnya, karena pakai tirakat," kata Sutar.




(ams/dil)


Hide Ads