Hari ini, Sabtu (23/9/2023) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 7 Mulud 1957, berada di Tahun Jimawal Windu Sancaya dan Wuku Marakeh.
Weton (hari kelahiran) Sabtu Pahing memiliki neptu 18. Pada umumnya, pemilik weton ini mempunyai kelebihan multitalenta, berwibawa dan berpengaruh serta disegani banyak orang. Akan tetapi kadang juga mudah terkejut.
Pangarasan pada weton ini adalah lakuning geni. Ada kecenderungan temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam tapi cepat dapat dikendalikan, dan juga pemberani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Pancasuda weton ini satriya wibawa, artinya mendapatkan kewibawaan dan keluhuran.
Wuku Marakèh, lambang dewanya Bathara Surènggana. Wataknya menerima yang telah ditakdirkan untuknya. Gedhongnya dipanggul, sifatnya memperlihatkan karunia yang diterimanya.
Pohonnya trengguli, tidak suka di keramaian kota, dan agak berbeda pola pikirnya dengan orang lain. Umbul-umbulnya terbalik, agak dekat keberuntungannya.
Gambarannya bagaikan bunga setaman yang dirahasiakan, agak pelit, tetapi manis bicaranya. Jika diberi masukan pemikiran yang baik sering malah menyesatkan.
Lambangnya bunga yang layu. Wataknya sering sial, celakanya tenggelam di air.Kala ada di Barat Laut, selama tujuh hari di wuku ini jangan pergi jauh ke arah Barat Laut untuk urusan yang sangat penting.
Pada hari Sabtu Pahing di wuku ini adalah hari yang baik, jika bepergian akan selamat dalam perjalanannya.
[Diasuh oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radyapustaka Solo. Tayang rutin di detikJateng setiap pagi]
(ahr/rih)