Festival Kota Lama Semarang menggelar Pameran Pikat Wastra Nusantara dan Funky Kebaya. Dalam pameran itu pengunjung bisa melihat berbagai jenis kain dari 23 daerah di Indonesia.
Festival Kota Lama berlangsung hingga 17 September. Sedangkan pameran kainnya di gedung Oudetrap yang berhadapan dengan Taman Sri Gunting Kota Lama. Kain-kain nusantara itu dipajang dan dilengkapi dengan nama masing-masing.
Contohnya kain Futus Atoin Beso yang merupakan motif leluhur Desa Oenenu, Nusa Tenggara Timur. Kain-kain tersebut merupakan koleksi perancang busana, Samuel Wattimena.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang istimewa banyak koleksi kain seluruh Indonesia yang ditampilkan Pak Samuel Wattimena," kata Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Ita di lokasi pameran, Kamis (14/9/2023).
Ita berharap pameran tersebut bisa menambah wawasan pengunjung soal ragam motif kain di Indonesia.
"Hal ini mengingatkan ada banyak budaya yang harus dilestarikan. Banyak ragam motif kain bermacam-macam. Koleksi dari Pak Samuel ada yang dari NTT, Maluku, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Irian. Jadi bisa tahu motif dari Sabang sampai Merauke berbeda," jelasnya.
Meski kain yang dipamerkan itu tidak bisa dibeli, tapi ada stand khusus fashion dari kain berbagai motif cantik yang bisa dibentuk. Modelnya pun ada yang sudah disesuaikan dengan minat anak muda kekinian.
"Belanja bisa. Tadi yang sangat luar biasa ada dari difabel, ini bisa bangkitkan ekonomi teman-teman berkebutuhan khusus. Jahitannya bagus-bagus, ada tenun, batik, ready to wear," tegasnya.
Sementara itu Samuel Wattimena mengatakan koleksinya dikumpulkan dari 26 daerah. Batik Semarang juga ikut dipajang dan ia menegaskan kain khas Semarang sejajar dengan wastra atau kain tradisional dari daerah lain.
"Ini dari 26 daerah. Batik Semarang ada juga, harus dong. Kita kasih lihat Batik Semarang dengan wastra daerah lainnya itu sejajar," kata Samuel.
(ahr/dil)